31 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Meningkatkan Keaktifan Siswa Menulis Teks Recount dengan Rewel

Oleh : Laely Hadiatun, M.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Salah satu kompetensi yang sulit dikuasai siswa dalam belajar Bahasa Inggris di SMP adalah keterampilan menulis. Hal ini dikarenakan siswa harus memadukan ide dan gagasan mereka dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, ejaan dan kosa kata bahasa Inggris.

Ghaith in Masjhari (2010) mengatakan bahwa menulis adalah proses yang paling rumit dimana penulis harus mengali pikiran dan ide yang ditampilkan secara nyata. Dia menambahkan bahwa keterampilan menulis melibatkan beberapa komponen bahasa (ejaan, struktur bahasa, kosakata dan tanda baca).

Permasalahan di atas juga dialami oleh siswa SMPN 1 Salaman dalam menulis teks recount. Siswa kesulitan mengeluarkan ide dan gagasan dalam menuliskan kembali pengalaman pribadi mereka dalam bentuk tulisan. Meskipun guru sudah memberikan stimuli untuk menulis namun peserta didik masih saja mempunyai kendala dalam menulis teks recount.

Teks recount adalah teks yang menceritakan kembali pengalaman siswa yang mereka alami (personal experience). Pengalaman tersebut bisa pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan dan menakutkan. Munculnya masalah tersebut karena ketidakaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, penguasaan kosakata siswa yang masih sangat kurang dan penguasaan tata bahasa Inggris yang belum dipahami oleh siswa.

Siswa juga kesulitan dalam menuangkan ide-ide mereka dalam menceritakan pengalaman pribadi. Hingga akhirnya penulis menemukan salah satu solusi dengan menggunakan model REWEL(Reading Writing Elaboration) untuk meningkatkan keterampilan menulis teks recount bagi siswa SMPN 1 Salaman.

Rewel merupakan model pembelajaran yang mengadopsi dari model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compotition) yang berbasis pada cooperative learning. Model CIRC (Cooperative Intergrated Reading and Compotition) adalah sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis.

Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain (Slavin, 2008:202).

Rewel adalah model pembelajaran yang menggabungkan 2 keterampilan bahasa yaitu reading (membaca) dan writing (menulis) dalam 1 kegiatan belajar pada teks recount. Di awal kegiatan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 4 siswa, lalu guru membagikan 1 set paragraf acak serta lembar kerja siswa. Kemudian setiap kelompok menyusun jumble paragraph (paragraf acak) tersebut menjadi sebuah teks recount yang baik.

Setelah itu siswa membaca nyaring (reading lound) teks recount yang sudah tersusun baik secara bergantian dalam 1 kelompok. Kemudian siswa mencari informasi penting tentang teks recount seperti stuktur teks, unsur kebahasaan, fungsi sosial dan mencari kosakata sulit yang mereka temui dalam teks tersebut pada lembar kerja siswa. Dalam proses ini siswa mengolah informasi, berfikir kritis serta mengembangkan sikap kerja sama. Di akhir langkah model rewel siswa mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas.

Dalam hal ini siswa mengembangkan sikap percaya diri mereka dalam memaparkan hasil kerjanya. Untuk menampilkan hasil kerja mereka, maka siswa memajang hasil kerjanya di dinding ruang kelas. Penerapan model rewel di SMPN 1 Salaman selain bisa meningkatkan keaktifan belajar siswa juga meningkatkan keterampilan menulis teks recount tentang pengalaman pribadi siswa. (sl/lis)

Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Salaman, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya