RADARSEMARANG.COM, Pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan individu atau kelompok. Untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan serta membantu mengembangkan sikap dan keterampilan dalam mempersiapkan kehidupan berikutnya agar lebih tertata.
Pendidikan untuk menjadi wadah siswa untuk menimba ilmu secara formal (Afandi, 2015). Sukmadinata, N., (2005) mengatakan bahwa pendidikan merupakan suatu wadah interaksi antara pendidikan dan siswa. Untuk mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran yang berlangsung di dalam lingkungan tersebut.
Faktanya, mata pelajaran seni budaya mempunyai dampak positif kepada siswa ialah dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan mengetahui bakat siswa. Seni budaya juga mempunyai dampak lain bagi siswa agar memiliki berbagai kemampuan. Yang meliputi, siswa dapat mengetahui persepsi dan manfaat mempelajari seni budaya, dapat menghargai seni budaya, menjadikan siswa lebih kreatif dan inovatif dalam bidang seni budaya dan dapat ikut serta di dalam bidang seni budaya baik dalam tingkat, daerah, nasional maupun internasional.
Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran seni budaya yang diterapkan di SMAN 1 Candiroto belum berjalan dengan maksimal.
Berdasarkan kegiatan observasi awal dengan pengumpulan informasi 14 Mei 2022 pada kelas X di SMAN 1 Candiroto, disimpulkan beberapa kendala yang teramati. Di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Penggunaan sumber belajar masih terbatas hanya berupa buku siswa. 2) Pembelajaran masih menggunakan metode ceramah. 3) Pada materi seni musik khususnya lagu daerah, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajarannya.
Kenyataannya, selama pengamatan banyak siswa yang sering mengeluh bosan dan monoton dalam pembelajaran. Karena belum ada media penunjang dalam proses pembelajaran.
Siswa hanya diminta menyanyikan berulang-ulang satu lagu tradisi dengan tarian lagu tersebut tanpa diminta mengganti dengan lagu tradisi yang lain. 4) Rendahnya motivasi belajar siswa pada saat mengikuti pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Disebabkan metode yang diterapkan oleh pendidik bersifat konvensional sehingga materi yang disampaikan oleh pendidik tidak optimal.
Hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan dan inovasi media yang dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran, contoh media tersebut adalah media ular tangga.
Penggunaan media Ular tangga sangat sederhana. Yaitu siswa hanya melemparkan dadu keatas lalu melihat hasilnya. Selanjutnya siswa menjalankan pion sesuai hasil dadu. Yaitu berjalan sesuai angka yang ada di papan selanjutnya. Apabila saat berhenti terdapat tangga maka siswa naik ke atas tetapi apabila siswa menemukan kepala ular maka turun dan mengambil kartu soal yang sudah disediakan guru yang berisi materi tentang Lagu tradisi. Siswa diminta untuk menyanyikan serta menjelaskan maknanya.
Dengan demikian penggunaan media ular tangga diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi siswa dan guru dalam pembelajaran khususnya pada materi seni musik lagu tradisi. Media disusun mempunyai tujuan utama memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara kreatif dan memberikan pembelajaran yang berkesan.
Dari hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa Media Ular Tangga rata-rata hasil belajar Lagu Tradisi pada siswa kelas X SMAN 1 Candiroto dengan jumlah 34 siswa meningkat. Peningkatan diperoleh dengan mengamati jumlah siswa yang memperoleh nilai mata pelajaran di atas KKM (75).
Rerata nilai sebelum penggunaan Media Ular Tangga Pretest adalah 63 dan rata- rata nilai setelah menggunakan Media Ular tangga dan Posttest adalah 86. Sehingga penggunaan Media Ular Tangga dalam uji kelompok besar berhasil. Sehingga pengembangan media ular tangga pada pembelajaran seni musik sangat efektif. (una/fth)
Guru SMAN 1 Candiroto