26 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Kurikulum Merdeka sebagai Alternative Perbaikan Kualitas Pendidikan

Oleh : Sisfitika Dwi Winandya, S. Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sejak pandemi, pendidikan di Indonesia mengalami masa sulit. Pendidik dan siswa tiba-tiba dituntut melakukan pembelajaran secara daring. Padahal, yang perlu disadari bersama belum semua lapisan masyarakat kenal gawai dan internet. Bagaimana mungkin pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan optimal dengan perubahan aturan yang mendadak dan memaksa siswa belajar mandiri.

Tidak ada pihak yang patut dipersalahkan karena memang tuntutan keadaan dilanda pandemi. Mau tidak mau kita harus bergerak mengikuti kemajuan dan situasi zaman. Guru dan siswa dituntut melakkukan pembelajaran secara daring. Tentunya banyak kendala. Akibatnya tujuan pendidikan belum tercapai sepenuhnya. Oleh karena itu, pemerintah memberikan opsi jalan keluar untuk memperbaiki proses pendidikan yang lalu.

Salah satunya dengan memberkalukan Implementtasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Kurikulum merdeka dianggap sebagai tindak lanjut dari merdeka belajar dan memerdekakan mengajar yang dikeluarkan Kemendikbudristek. Kurikulum ini akan banyak memberikan kebebasan kepada pendidik maupun peserta didik dalam proses pembelajaran.

IKM menekankan bagaimana peserta didik bernalar kritis dan menekankan peserta didik memahami informatika yang mana merupakan soft skill yang sangat dibutuhkan pada masa revolusi industri 5.0. Seperti computational thinking, analisis data, sistem jaringan dan coding.
Beberapa hal yang membuat IKM berbeda dari Kurikulum 2013 antara lain: 1. capaian kurikulum disusun per fase. 2. kolaborasi mata pelajaran terpadu, sehingga guru bisa memberikan mata pelajaran berbeda dalam satu pelajaran yang mempunyai benang merah yang sama. 3. Pembelajaran dilakukan melalui 2 kegiatan Intrakurikuler 70-80 persen, pembelajaran proyek pelajar pancasila 20-30 persen. 4. pengaturan waktu belajar melalui sistem reguler, sistem kolaborasi, dan sistem blok.

Dengan sistem pembelajarn baru yang bervariatif, kreatif, bernalar kritis, pembelajaran berbsis proyek serta memberikan kebebasan. Peserta didk akan siap menghadapi persainagn maupun tantangan dalam dunia kerja kelak serta mampu bersaing dengan negara lain.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan memilih berbagai perangkat ajar. Sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Mulai tahun 2022/2023 satuan pendidikan dapat memilih mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing. Mulai TK B, Kelas I, Kelas IV, VII, dan X. Untuk mengukur kesiapan satuan pendidikan, pemerintah menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya untuk menggunakan Kurikulum Merdeka.

Sebelum memutuskan mengimplementasikan kurikulum Merdeka mari simak terlebih dahulu kelebihan dari Kurikulum Merdeka. 1. Lebih sederhana dan mendalam. Kurikulum Merdeka berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan.

2. Lebih merdeka. Bagi peserta didik khususnya jenjang SMA tidak ada program peminatan di SMA. Sehingga peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru diharapkan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah memiliki wewenang mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.3. Lebih relevan dan interaktif.

Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Setelah mengetahui kelebihan dari Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan dapat memutuskan kurikulum apa yang akan digunakan. Bila satuan pendidikan memutuskan mencoba menerapkan Kurikulum Merdeka, sekolah dapat mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat. (ks/fth)

Guru SDN Noborejo 01 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya