RADARSEMARANG.COM, PANDEMI Covid-19 selama 2,5 tahun telah berlalu. Banyak sekali perubahan tatanan kehidupan sebagai dampak adanya pandemi Covid-19, baik tatanan kehidupan sosial, budaya, termasuk juga tatanan di dunia pendidikan.
Pada saat pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar berlangsung secara online. Peserta didik mengikuti pembelajaran secara jarak jauh. Hal tersebut berdampak pada peserta didik yang tidak mengenal guru mereka.
Saat peserta didik ditanya siapa yang mengajar mapel “a” pasti mereka menjawab tidak tahu. Dan saat berpapasan dengan guru ketika kegiatan belajar mengajar sudah tatap muka, saat ini mereka acuh tak acuh.
Dampak lain dari pembelajaran secara online adalah rasa percaya diri para peserta didik menjadi berkurang. Peserta didik tidak pernah bertatap muka, berinteraksi dan melakukan presentasi di depan kelas di hadapan teman-teman mereka berdampak pada rasa percaya diri yang menurun. Peserta didik menjadi agak tertutup dan minder.
Dilansir dari Sehatq, Jumat (24/7/2020), percaya diri adalah cara pandang mengenai skill atau kemampuan diri sendiri. Dari berbagai masalah tersebut di atas pendidik merasa prihatin dan mencoba mencari solusi cara menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik serta lebih mengenal gurunya.
Salah satu cara adalah dengan bermain peran atau role play pada materi memperkenalkan diri (self introduction) kelas X tingkat SMK. Pada materi tersebut awalnya peserta didik diberi penjelasan bagaimana untuk memperkenalkan diri (self introduction) di hadapan orang lain, tentunya menggunakan kaidah bahasa Inggris yang baik dan benar. Kemudian para peserta didik mencoba mempraktikkan di depan kelas di hadapan teman-temannya dan guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Inggris.
Pada pertemuan selanjutnya peserta didik diajak keluar kelas secara berpasangan. Kemudian salah satu siswa mencoba memperkenalkan dirinya di hadapan guru yang mereka temui, entah itu di ruang guru, ruang guru BK atau di bengkel praktik siswa tentunya dengan bahasa Inggris dan siswa yang satunya merekam aktivitas tersebut melalui handphone.
Begitu juga sebaliknya secara bergantian. Hasil rekaman kemudian diunggah melalui channel Youtube yang mereka punyai. Kemudian linknya mereka berikan kepada guru yang mengajar bahasa Inggris. Pada tahap akhir, guru melakukan evaluasi atau penilaian dengan membuka link Youtube yang telah diberi.
Hambly (1992) berpendapat bahwa kepercayaan diri diartikan sebagai keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu menangani segala situasi dengan tenang, kepercayaan diri, lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Tidak merasa inferior di hadapan siapapun dan tidak merasa canggung apabila berhadapan dengan banyak orang. Dari aktivitas tersebut di atas, banyak sekali manfaat yang didapat bagi peserta didik dan guru.
Pertama, kegiatan belajar mengajar tidak melulu di dalam kelas saja dan itu menyenangkan bagi peserta didik. Kedua, adanya proses interaksi dengan guru lain menjadi hal yang menyenangkan bagi peserta didik dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Ketiga, peserta didik lebih memahami materi dengan praktik langsung.
Terakhir Guru yang tidak mengajar bahasa Inggris ternyata mempunyai kemampuan soft-skill tersembunyi dalam berbahasa Inggris yang mungkin selama ini tidak disadari oleh guru tersebut. Salam sehat. (una/aro)
Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 1 Tengaran