RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN Diferensiasi pada Kurikulum Merdeka diterapkan sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Menurut Ki Hadjar Dewantara, anak dilahirkan dengan karakteristik yang berbeda antara murit satu dengan yang lainnya. Ki Hadjar Dewantara juga mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak sebagai bekal dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan di masa yang akan datang.
Selaras dengan pendapat Ki Hadjar Dewantara, pembelajaran berdiferensiasi mampu untuk mengakomodir kebutuhan belajar setiap murid dalam kelas yang berbeda-beda. Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murit. Strategi pembelajaran diferensiasi meliputi konten, proses dan produk.
Implementasi Kurikulum Merdeka pada mapel bahasa Jawa yaitu pada lingkup materi jenis teks nonsastra dengan capaian pembelajaran peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran,pandangan,arahan atau pesan dari berbagai jenis teks nonsastra (deskripsi/ narasi/ eksposisi/ argumentasi atau lainnya) untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Untuk menemukan makna baik yang tersurat maupun yang tersirat sebagai tujuan pembelajaran dalam teks nonsastra ini dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
Seperti halnya siswa di SMA Negeri 1 Candiroto yang mengalami kesulitan dalam hal menemukan makna dari jenis teks nonsastra yang disajikan dalam bentuk teks, hal ini terbukti dari hasil asesmen diagnostik yang dilakukan pada awal pembelajaran yang dirasa masih rendah. Dari hasil asesmen tersebut guru mengevaluasi dan menentukan perencanaan pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran diferensiasi ada tiga yaitu : Diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Konten adalah materi yang siswa pelajari. Proses yaitu bagaimana interaksi siswa dengan informasi.
Menurut Gregory dan Chapman (2020) diferensiasi dalam proses bisa dilakukan dengan : 1) Mengaktifkan Pembelajaran yakni menjelaskan manfaat dari materi, 2) Kegiatan belajar aktif yakni pemodelan, demonstrasi, latihan, dan permainan, 3) Kegiatan Pengelompokan. Sedangkan produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus siswa berikan atau tunjukan . Contoh produk : karangan, tulisan, hasil tes, rekaman, presentasi, diagram, pidato dan sebagainya.
Produk harus mencerminkan pemahaman siswa dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Contoh diferensiasi pada komponen produk adalah : Membolehkan siswa bekerja sendiri atau berkelompok kecil untuk menuntaskan tugas .
Strategi pembelajaran berdiferensiasi proses yang diterapkan di kelas X SMA Negeri 1 Candiroto pada konten teks deskripsi tentang makanan adat tradisional Jawa dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: Guru menayangkan video tentang makanan adat tradisional Jawa yang berasal dari daerah Temanggung.
Guru menyuruh siswa membaca teks deskripsi tentang makanan adat tradisional Jawa yang berasal dari Temanggung “klepon”, dan Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai dengan minat mereka terhadap jenis makanan adat tradisional Jawa yang akan dideskripsikan.
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi yang telah diterapkan oleh guru yang menampung minat dan bakat siswa akan menghasilkan diferensiasi produk dimana siswa dengan gaya belajar masing-masing akan menyelesaikan tugasnya secara tepat waktu.
Hasil pekerjaan siswa yang beragam menunjukan adanya diferensiasi produk . Dengan konten teks deskripsi tentang makanan adat tradisional Jawa siswa mampu menuliskan kembali makna yang tersurat dalam bentuk teks, video, poster, PTT, dan lain-lain.
Peningkatan pemahaman siswa terhadap makna teks deskripsi yang dituangkan dalam berbagai cara dan media yang menunjukan gaya belajar siswa dipandang lebih efektif hal ini terbukti dalam hasil belajar siswa dari penilaian baik itu tes formatif ataupun sumatif. (una/zal)
Guru SMAN 1 Candiroto