RADARSEMARANG.COM, Membaca permulaan adalah proses membaca yang dilakukan pada masa kanak-kanak. Khususnya pada tahun awal SD yang merupakan tahapan dasar dalam membaca, dimana bisa dilatih dari tingkat huruf, suku kata, dan kata yang masih sangat sederhana dengan cara yang menyenangkan.
Ketika masuk ke jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) banyak permasalahan yang muncul dalam pembelajaran, bagaimanapun akan dimulai dengan membaca dan menulis. Dibutuhkan kreativitas dan keaktifan agar siswa dapat membaca dengan baik dan lancar karena keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran salah satunya ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka.
Membaca permulaan menurut Rita Wati (1996:43) merupakan membaca awal yang diberikan kepada anak di kelas I dan II sebagai dasar untuk pembelajaran selanjutnya. Sedangkan metode silaba menurut Tarigan, J.dkk (1997:5.8) didefinisikan sebagai proses pembelajaran membaca permulaan yang diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co dan seterusnya.
Wolf, Miller, Donnely (Kumara, 2014:60) menjelaskan keunggulan metode silaba dibandingkan dengan metode membaca yang lain adalah metode silaba akan mempermudah anak yang mengalami kesulitan dalam membaca untuk mempelajari hubungan antara gabungan huruf yang tertulis dengan bunyinya serta mengenalan kata secara tepat.
Metode silaba memberikan gambaran cara teratur yang ditempuh untuk membantu siswa membaca dengan cara menyajikan suatu kata ke dalam beberapa suku kata berdasarkan pada pemikiran yang matang serta dibarengi situasi yang mendukung kelancaran proses belajar agar tidak ada bagian-bagian yang berkontradiksi, guna mencapai maksud yang ditentukan.
Metode silaba mudah dipasangkan dengan strategi maupun media lain. Proses pembelajarannya dimulai dari beberapa suku kata yang dibaca siswa, mengingat mereka telah masuk fase pertama yaitu mengenal huruf dan mampu membaca suku kata dengan baik.
Dengan metode silaba membaca permulaan lebih mudah dan membantu guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Metode silaba memiliki fungsi memudahkan siswa merangkai suku kata menjadi kata yang bermakna. Sehingga dapat menimbulkan minat kepada siswa serta memberikan motivasi untuk merangkai sendiri suku kata tersebut menjadi kata-kata yang bermakna dan menuliskan kata tersebut ke dalam bentuk kalimat sederhana (Rinja Efendi, 2017).
Apabila pada awal pembelajaran siswa telah termotivasi untuk belajar, maka pembelajaran yang dilakukan akan lancar, menyenangkan dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dengan maksimal. Selain itu metode silaba membantu siswa menjadi kreatif dalam merangkaikan suku kata menjadi menjadi kata-kata yang bermakna. Sehingga siswa lebih cepat memahami materi dan lebih semangat untuk belajar.
Metode silaba merupakan metode yang mempermudah kegiatan belajar membaca siswa. Metode ini tidak dilakukan begitu saja, ada langkah-langkah yang harus disusun dan dilakukan agar lebih sistematis. Ada tiga tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran dengan metode silaba. Yaitu tahap pertama, pengenalan suku-suku kata misalnya; ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce. co, da, di, du, de, do, dan seterusnya. Tahap kedua perangkaian suku-suku kata menjadi kata, misalnya; bo-bi, cu-ci, da-da dan seterusnya. Tahap ketiga perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana, misalnya; cu-ci ka-ki, ba-ca bu-ku, bo-la bi-ru dan seterusnya.
Penggunaan metode silaba dapat dimodifikasi guru disesuaikan dengan karakteristik dan perilaku siswa yang berbeda-beda di masing-masing sekolah. Situasi pembelajaran yang dilakukan guru dan murid tentu tidak selalu sama. Guru juga harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mengondisikan siswa dengan cara pembelajaran individu, berpasangan atau kelompok.
Selain itu fasilitas pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Semua sekolah memiliki fasilitas yang lengkap. Sehingga pemilihan metode dan media pembelajaran perlu disesuaikan pula dengan keadaan sekolah masing-masing. (*/lis)
Guru SDN Kediren, Kec. Randublatung, Kabupaten Blora