RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN merupakan suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan individu maupun masyarakat. Selain itu, pendidikan merupakan proses perubahan sikap atau perilaku individu dalam proses pendewasaan melalui sebuah latihan atau pengajaran.
Menurut Nurkholis (2013:2), pendidikan merupakan sebuah aktivitas yang memiliki maksud dan tujuan tertentu yang diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia.
Pendidikan kewarganegaraan menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan satuan menengah adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dalam pembelajaran PPKn, guru dituntut kreatif dalam mengajarkan materi agar siswa tidak merasa jenuh dalam pembelajaran PPKn. Kurang tertariknya siswa terhadap pembelajaran PPKn karena terdoktrin dengan anggapan PPKn merupakan pelajaran yang membosankan dan monoton. Hal ini disebabkan PPKn yang bersifat hafalan yang menyebabkan rendahnya minat siswa dalam belajar PPKn.
Bahkan karena guru yang hanya menggunakan metode ceramah atau konvensional sehingga siswa mudah mengantuk dan tidak semangat. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaraan PPKn, salah satunya adalah meningkatkan pemahaman konsep. Guru harus menciptakan pembelajaran yang menarik agar siswa tertarik dengan materi yang diajarkan dan menggunakan metode yang tepat. Salah satunya adalah dengan media pembelajaran peta konsep.
Peta konsep merupakan suatu metode pembelajaran yang meminta siswa untuk mengaitkan konsep-konsep yang saling berhubungan dalam bentuk gambar atau diagram dan memiliki hubungan yang mengaitkan antara konsep-konsep tersebut (Alfiliandri Dessy, 2015).
Peta konsep bisa menjadi salah satu alternatif guru dalam mengajarkan materi PPKn, karena dapat meningkatkan pemahaman siswa beserta minat siswa untuk belajar PPKn. Media peta konsep sangat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar, terutama dalam mata pembelajaran yang sifatnya hafalan.
Penerapan peta konsep diterapkan pada kelas X siswa SMAN 1 Candiroto, diawali dengan merangkum materi yang efisien pada tahapan summarizing. Pada tahapan ini, siswa membaca materi, mengidentifikasi informasi penting, menemukan ide-ide pokok dan konsep-konsep penting, kemudian mengintegrasikannya menjadi sebuah rangkuman dalam bentuk diagram maupun gambar-gambar yang akan disampaikan dan dipelajari lebih lanjut bersama teman-temannya.
Peta konsep yang dibuat oleh siswa akan diklarifikasi bersama di dalam kelompok belajar pada tahapan clarifying. Tahapan clarifying memberikan kesempatan siswa belajar secara mandiri melalui umpan balik yang diberikan oleh teman atau guru. Siswa dapat memonitor dan mengevaluasi pemahamannya sendiri dan mendorong keberhasilannya dalam memecahkan masalahnya.
Tahap selanjutnya adalah predicting, siswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan baru yang diberikan oleh teman atau guru. Siswa akan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan baru yang terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Pada tahapan ini, siswa diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan memprediksi akan melatih siswa membuat sebuah keputusan.
Pengetahuan yang telah dimiliki siswa akan menjadi lebih bermakna ketika pengetahuannya diaplikasikan pada berbagai situasi yang dihadapi. Penerapan peta konsep mengubah iklim pembelajaran PPKn di kelas X SMA Negeri 1 Candiroto menjadi lebih menyenangkan dan merangsang siswa untuk berpikir kritis terhadap materi terkait maupun isu-isu yang berkembang di masyarakat. (una/ida)
Guru PPKn SMA Negeri 1 Candiroto