RADARSEMARANG.COM, Pendidikan dalam arti luas adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003).
Pendidikan di sekolah merupakan proses interaksi dari beberapa komponen pendidikan. Yaitu siswa, guru, kurikulum, media dan sumber belajar. Dengan tujuan mencapai kompetensi, penguasaan materi, pengembangan minat dan bakat. Pendidikan akan selalu mengikuti perkembangan zaman. Upaya pelaksanaan pendidikan terus ditingkatkan yaitu dengan pemerataan pendidikan, membangun sarana prasarana fisik maupun mental, peningkatan mutu pendidikan dengan perbaikan kurikulum dan peningkatan kualitas guru.
Dalam kurikulum 2013 siswa didorong menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman tempat dan waktu ia hidup.
Menurut Rusman (2014: 19) guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang aktif dan kondusif. Yakni suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang kepada siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya. Permasalahan umum yang dihadapi guru IPS adalah kurangnya perhatian atau minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa merasa jenuh dan perolehan hasil belajar yang masih rendah.
Umumnya pembelajaran IPS di SMP masih menggunakan sistem konvensional. Sehingga siswa pasif dan jenuh. Proses pembelajaran IPS harus mampu menumbuhkan minat siswa melalui media-media yang sudah ada atau dirancang sendiri.
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu proses belajar. Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran IPS di kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 27 Semarang materi Karakteristik Negara-Negara ASEAN adalah dengan menggunakan Mind Mapping.
Menurut Alamsyah (2009:20-21) sistem peta pikiran atau mind map adalah suatu teknik visual yang dapat menyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Pencatatan menggunakan sistem peta pikiran, tidak saja menggunakan otak kiri, tetapi otak kanan dengan melibatkan simbol-simbol atau gambar-gambar yang disukai, menggunakan warna-warna untuk percabangan-percabangan yang mempunyai makna tertentu.
Dalam pembuatan Mind Mapping ada beberapa unsur. Pertama menuliskan permasalahan utama pada tengah kertas, membuat cabang-cabang subtopic dengan warna-warna yang mengalir bebas sesuai pemikiran siswa, membuat kata kunci dan menghubungkan pada pokok gagasan dengan garis, gambar dan lambang untuk merangsang kreativitas.
Langkah-langkah pembelajaran dengan Mind Mapping pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai dan materi. Kedua, siswa membuat catatan-catatan kecil. Ketiga, siswa membuat konsep mind mapping berdasarkan informasi yang diterima dengan cara sebagai berikut : 1) mulai dengan bagian tengah kertas kosong: 2) membuat gambar tentang tema di tengah kertas; 3) menggunakan warna berbeda untuk setiap cabang utama yang langsung terhubung dengan tema utama: 4) membuat cabang-cabang tingkat kedua dari cabang utama, cabang tingkat ketiga dari cabang kedua dan seterusnya; 5) membuat garis cabang yang melengkung bukan garis lurus: 6) dalam setiap garis meletakkan kata kunci; 7) gunakan gambar berupa simbol-simbol yang menarik di setiap bagian yang memungkinkan. Keempat, guru menunjuk siswa secara acak untuk menjelaskan secara singkat materi yang diserap siswa melalui mind mapping. Kelima, guru memberikan penguatan terhadap paparan siswa.
Penggunaan metode Mind Mapping merupakan metode pembelajaran menggunakan satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan siswa menyerap informasi yang diterima.
Dengan berbantuan mind mapping diharapkan proses pembelajaran akan menjadi menyenangkan, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta pembelajaran menjadi bermakna. Kegiatan yang lebih berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator akan menciptakan suasana yang menyenangkan ketika siswa berada di ruang kelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya. (una/fth)
Guru IPS SMP Negeri 27 Semarang