RADARSEMARANG.COM, Tidak dipungkiri bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran yang terkesan kurang menarik di mata peserta didik. Hal ini menyebabkan peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Padahal kita tahu IPS merupakan salah satu mata pelajaran penting, sebagai sarana untuk membentuk karakter peserta didik. Salah satunya menanamkan sikap sosial peserta didik. Hal ini merupakan satu permasalahan yang harus kita atasi bersama.
Sebagai guru IPS berupaya selalu mengembangkan diri dan berinovasi untuk menyajikan proses pembelajaran IPS yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran IPS untuk menanamkan sikap sosial pada peserta didik akan tercapai. Salah satunya dengan menyajikan pembelajaran IPS berbasis discovery learning.
Hal ini penulis lakukan di SMPN 5 Petarukan Kabupaten Pemalang khususnya pada pembelajaran IPS kelas IX semester gasal pada KD 3.2 yaitu Menganalisis Perubahan Kehidupan Sosial Budaya Bangsa Indonesia Dalam Menghadapi Arus Globalisasi Untuk Memperkokoh Kehidupan Kebangsaan.
Sikap adalah suatu hal yang berawal dari perasaan seseorang dalam merespon suatu kejadian. Sudarsono (1997: 216) mendefinisikan sikap sosial adalah perbuatan-perbuatan atau sikap yang tegas dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau masyarakat. Jadi sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan untuk bertingkah laku terhadap orang lain yang mementingkan tujuan sosial daripada tujuan pribadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Sikap sosial tersebut di antaranya tanggung jawab, toleransi dan jujur. Penanaman sikap sosial dapat dilakukan diantaranya melalui pembelajaran IPS berbasis discovery learning khususnya pada pembelajaran KD 3.2 Kelas IX semester gasal sebagaimana yang dilakukan di SMPN 5 Petarukan, Kabupaten Pemalang.
Pembelajaran berbasis discovery learning menurut J, Bruner adalah metode belajar yang dapat mendorong dan memotivasi peserta didik aktif mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis seperti halnya pengalaman belajarnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran discovery learning adalah pertama, pemberian rangsangan atau stimulasi yaitu memberikan pertanyaan ataupun perintah yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah pada KD.3.2 tersebut yang dapat dipelajari pada buku siswa.
Yang kedua identifikasi masalah. Yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik mengidentifikasi permasalahan yang sesuai dengan materi yang dibahas. Ketiga, pengumpulan data yaitu peserta didik dipandu untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan kebenaran dari identifikasi data yang sudah dilakukan untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis. Pengumpulan data tersebut dilakukan selain melalui metode belanja buku di perpus dapat pula dengan mencari informasi langsung kepada masyarakat di sekitar mereka tinggal ataupun kepada anggota keluarga yang lain. (Syah, 2004:244).
Keempat, pengolahan data yaitu peserta didik mengolah data atau informasi tentang perubahan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi untuk memperkokoh kehidupan kebangsaan yang telah diperoleh.
Kelima, tahap pembuktian atau verifikasi. Tahap ini memberi kesempatan peserta didik menemukan konsep, teori atau pemahaman yang dijumpai dalam kehidupannya dan menganalisis tentang perubahan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia.
Terakhir, tahap generalisasi atau menarik kesimpulan. Peserta didik dipandu menarik kesimpulan yang dirumuskan tentang apa dan bagaimana konsep yang dibahas. Dalam hal ini perlu penekanan pentingnya penguasaan peserta didik akan makna dan pengalaman belajar akan materi.
Jadi penekanan pembelajaran IPS berbasis discovery learning sebagai upaya menanamkan sikap sosial pada peserta didik terletak pada keaktifan peserta didik dalam menggali sendiri informasi untuk memcahkan suatu masalah sebenarnya. Dengan terlibat secara langsung dalam dalam penggalian informasi ini peserta didik akan mulai tertanam sikap sosial dalam jiwanya. (ko/lis)
Guru IPS SMPN 5 Petarukan, Kabupaten Pemalang