RADARSEMARANG.COM, Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Hal ini merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons. Perubahan perilaku yang ditunjukkan atau tampak pada seseorang menjadi tolak ukur bahwa ia telah belajar sesuatu. Artinya, dalam belajar ada komponen yang berperan, yaitu input yang berupa stimulus serta output yang berupa respons.
Sekolah sebagai lembaga atau kelompok penyedia sarana belajar akan menjadi salah satu indikator keberhasilan belajar siswa, pematik ide kreativitas guru, sekaligus ruang pamer keberhasilan seluruh warga sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, belajar tidak terbatas pada ruang kelas saja, tetapi bisa dilakukan di alam terbuka di lingkungan sekolah.
Outdoor learning merupakan salah satu alternatif pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan input pengalaman belajar siswa atau praktik langsung suatu indikator dalam pembelajaran. Siswa dapat merasakan hal yang berbeda sebagai pengalaman bermakna serta lebih ekspresif dalam proses pembelajaran.
Pendidikan luar kelas membuat siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar, dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar (Tri IL, 2008:5).
Outdoor learning juga memberi keleluasaan bagi guru untuk mengembangkan bentuk materi dan strategi penyampaiannya untuk menghindari kebosanan pada diri siswa. Udara segar, tetumbuhan, dan semua yang ada di sekitarnya dapat dijadikan peraga konkret pendukung pembelajaran. Dengan mengajak siswa belajar di alam terbuka mengenai materi bertema alam sekitar, fenomena alam seperti langit berawan, udara panas, aneka tanaman, ekosistem, siswa belajar dari hal-hal yang nyata sehingga akan lebih mudah memahaminya.
Kegiatan belajar di luar kelas memberikan nuansa alami yang dapat membantu siswa memahami konsep dari materi yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa dapat merasakan secara langsung kebesaran Sang Pencipta dan dapat mempertebal keimanannya.
Ketika guru mengajak siswa belajar di luar kelas, siswa akan belajar secara berkelompok. Selain untuk memudahkan guru memanage proses pembelajaran, juga memberi kesempatan siswa untuk memupuk rasa saling menghargai, bekerja sama, dan tenggang rasa. Dengan belajar di alam terbuka, secara tidak langsung guru menanamkan pengertian bahwa belajar dapat dilakukan di mana saja, tidak hanya di dalam ruang kelas.
Jika siswa terbiasa belajar di luar ruangan mereka akan semakin mendapat kesempatan untuk dapat bereksplorasi secara aktif, kreatif, dan bebas. Dengan kata lain, siswa akan lebih mandiri meletuskan ide-ide, bertukar pikiran, dan menentukan kesepakatan bersama. Siswa merasa rileks, akrab baik dengan teman maupun guru. Dengan belajar di luar kelas siswa akan mendapat kesempatan mengalami sesuatu yang nyata, belajar tentang cara melakukan atau mengalami sesuatu yang berhubungan dengan alam sekitarnya.
Contohnya, siswa diajak belajar saat cuaca sedang mendung dan diminta berpendapat mengapa suasana menjadi gelap? Dari situ secara tidak langsung siswa belajar memperluas pandangan bahwa belajar dapat menggunakan apa saja, bernalar kritis mengungkapkan atau mendeskripsikan pendapat mereka tentang sesuatu yang mereka temukan dan amati di lingkungan sekolah.
Dengan menggunakan benda-benda di sekitar sekolah secara nyata, siswa belajar tentang jenis tanaman, hewan dan ekosistemnya, warna, bentuk dan wujud benda, cuaca, serta masih banyak lagi. Singkatnya, hampir semua pelajaran di kelas dapat dilakukan di luar ruangan. Siswa bebas mengeksplor imajinasi yang dituangkan dalam gambar, membuat kolase dari bahan alam, menulis puisi atau karangan, bahkan bermain peran. (una/lis)
Guru SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga