26 C
Semarang
Sunday, 24 August 2025

Ciptakan Lingkungan yang Bersih dengan Biddron Curriculum

Oleh : Yun Purwaningrum, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pendidikan sangat penting guna mengimbangi perkembangan hidup manusia di zaman modern. Namun pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani, olahraga, kesehatan (Penjasorkes). Hal ini merupakan dasar bagi umat manusia untuk mengenal dunia dan dirinya.

Dengan demikian Penjasorkes merupakan media motivasi terhadap keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, dan penalaran, serta pembiasaan pola hidup sehat. Diharapkan melalui pembelajaran yang dilaksanakan, siswa dapat terampil berolahraga dan memperhatikan kebersihan serta kesehatan.

Kondisi lingkungan sekolah dan kelas di SMP Negeri 2 Wonopringgo kurang bersih sehingga kenyamanan dalam belajar terganggu. Akibatnya, motivasi siswa dalam belajar rendah. Untuk itu guru perlu mengajak peserta didik untuk mencintai lingkungan sekitar dalam pembelajaran PJOK yaitu dengan metode pengamatan dan praktik.

Lingkungan sekolah dapat mewarnai segala aktivitas para siswa mulai dari gaya hidup, cara berperilaku, pola pikir, bahkan kepribadian. Lingkungan sekolah harus di jaga kebersihannya agar tetap nyaman dan tidak menjadi sarang penyakit.

Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana lingkungan belajar yang didesain untuk membantu pelajar meningkatkan produktivitas belajar. Sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai yang diharapkan. Perilaku suka membuang sampah dan tidak peduli adanya sampah berceceran di lingkungan sekolah menjadi hal biasa. Maka wajar jika masalah sampah di sekolah tidak pernah selesai.

Sikap yang suka membuang sampah sembarangan tanpa memikirkan dampak buruknya perlu diubah. Penulis menerapkan tindakan di antaranya adalah pertama, berkoordinasi dengan kepala sekolah. Kedua, bertukar pikiran dan pengalaman dengan rekan sejawat tentang pentingnya menjaga kebersihan sekolah secara sistematis dan berkelanjutan.

Ketiga, menyosialisasikan kepada murid dan warga sekolah lain tentang pentingnya menjaga kebersihan sekolah. Keempat, menyusun program praktik baik. Kelima, menerapkan biddron curriculum, yaitu kurikulum yang tidak diajarkan tetapi berpengaruh kepada pembentukkan watak anak. Di sinilah letak pembinaan dan pembelajaran nilai-nilai yang baik dan dapat juga disebut dengan school culture. Keenam, melakukan tindakan, evaluasi, dan tindak lanjut.

Sehubungan dengan hal ini, job description penulis dalam implementasi proses belajar mengajar yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan adalah: perencanaan instruksional yaitu alat atau media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar.

Organisasi belajar merupakan usaha menciptakan wadah dan fasilitas-fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan. Mengandung kemungkinan terciptanya proses belajar mengajar, menggerakkan anak didik yang merupakan usaha memancing, membangkitkan, dan mengarahkan motivasi belajar siswa.

Supervisi dan pengawasan, yakni usaha mengawasi, menunjang, membantu, menugaskan, dan mengarahkan kegiatan menjaga kebersihan lingkungan sesuai dengan perencanaan instruksional yang telah didesain sebelumnya.

Lingkungan yang bersih menjadikan peserta didik, dan guru juga merasakan kenyamanan. Kegiatan belajar mengajarpun akan berjalan dengan enjoy dan lancar. Hal ini telah dirasakan oleh peserta didik SMP Negeri 2 Wonopringgo.

Keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan ini, di antaranya adalah sampah yang berceceran di lingkungan kelas maupun sekolah sudah mulai berkurang, murid dan warga sekolah lain sudah mulai merasa tidak tidak nyaman jika melihat sampah, sudah mulai ada kesadaran diri untuk membuang sampah. (una1/lis)

Guru PJOK SMPN 2 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya