28 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Tingkatkan Hasil Belajar Ekonomi dengan Tutor Sebaya

Oleh : Diah Arumsasi,S.Pd.,M.Pd.,M.Ag,

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi sebenarnya menyenangkan. Tapi terkadang semangat siswa dalam belajar belum terlihat maksimal. Ini ditunjukkan dengan nilai ekonomi yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Kompetensi Dasarnya Persamaan Dasar Akuntansi untuk siswa kelas XII Semester Gasal. Guru akhirnya mencari solusi dengan melakukan perubahan dalam pembelajarannya yaitu dengan menerapkan “Tutor Sebaya”.

Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education Encyclopedia (Paktris, wordpress.com) menyebutkan Tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe pertama pengajar dan pembelajar dari usia yang sama. Tipe kedua pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang lain kadang dimunculkan pertukaran usia pengajar.

Langkah dalam pembelajaran Tutor Sebaya yakni siswa maju ke depan kelas pada papan tulis dan membawa lembar kerja berisi soal transaksi akuntansi yang harus dianalisa berhubungan dengan Persamaan Dasar Akuntansi (PDA). Siswa membaca transaksi (soal) secara keras.

Setelah itu siswa belajar menganalisa serta memberikan jawaban akun dalam transaksi tersebut yang mengalami bertambah atau berkurang dengan konsep Harta ( H) = Utang ( U ) + Modal (M). kemudian siswa memahami siswa memasukkan unsur yang bertambah dan berkurang tersebut dalam kolom Persamaan Dasar Akuntansi (PDA) yang sudah ada di papan tulis.

Siswa yang berhasil dan sudah benar akan bergantian dengan temannya yang masih duduk, untuk maju. Untuk yang belum bisa mengerjakan dengan tetap berdiri dan diberi hak istimewa untuk meminta pertolongan teman sebaya Tutor Sebaya. Untuk memberikan penjelasan sambil membaca kembali materi serta memperoleh bimbingan guru untuk bisa menyelesaikan masalah jika teman sebaya juga mengalami kesulitan.

Dari praktik kegiatan pembelajaran ini, siswa senang sekaligus relax/lebih santai dalam menyelesaikan transaksi (soal) dengan maksimal. Perasaan ini diperoleh karena ketika yang mengajari adalah temannya sendiri tidak ada rasa sungkan atau tertekan.

Guru yang mengajarkan materi yang cukup sulit menjadi faktor juga dalam kemampuan siswa  memahami materi. Setelah kegiatan ini dilakukan guru kembali mengambil nilai secara individu untuk mengukur perubahan dan peningkatan hasil belajar siswa dengan metode ini.

Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh kondisi bahwa Siswa lebih antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran. Siswa berani bertanya, mengemukakan pendapat dan pemahaman siswa dan prestasi belajar meningkat.

Hal ini juga perlu perubahan paradigma guru untuk melakukan pembelajaran di kelasnya. Siswa dibangun karakter kemandirian dan bernalar kritis namun juga dimensi gotong royong (kolaboratif) dengan teman/ “tutor sebaya” untuk mampu menganalisa transaksi (soal) yang ada.

Dengan tutor sebaya. siswa antusias dan bersemangat untuk mempelajari pelajaran yang rumit dan baru. Siswa mau membaca dan meningkatkan minat baca. Karena akhirnya ada evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa dan peningkatan belajar siswa. Siswa berlatih dan berusaha menyelesaikan berbagai masalah dalam pelajaran ekonomi.

Siswa bisa bertanya kepada temannya dengan lebih merdeka dan teman yang menjadi Tutor sebaya ini belajar mengimplementasikan ilmu yang sudah diperoleh dan sudah mereka pahami dengan lebih baik dibandingkan teman yang belum memahami.  (ko/fth)
 
Guru Ekonomi di SMA Negeri 2 Mranggen


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya