30 C
Semarang
Monday, 12 May 2025

Pendidikan dan Kebudayaan untuk Revolusi Karakter Bangsa dan Kebhinnekaan

Oleh: Rini Sudarwati, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dewasa ini, keberagaman di Indonesia disebabkan oleh keadaan geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan letaknya saling berjauhan. Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena terlahir dan hidup di Indonesia. Kita adalah sebuah bangsa besar yang sangat beragam. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia membutuhkan anak-anak bangsa yang sehat, cerdas, kreatif, dan terampil.

Nenek moyang kita dahulu menetap di daerah yang terpisah sehingga mengembangkan kebudayaannya sendiri-sendiri. Indonesia yang maju, mandiri, dan mampu berdiri sejajar dengan bangsa lain didunia merupakan harapan seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik dan pengajar harus terus mengasah kreativitas, keterampilan, dan membentuk karakter bangsa yang berbineka.

Pendidikan dan kebudayan yang berkarakter, salah satunya diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai dan toleransi terhadap keberagaman bangsa Indonesia yang menjadi bangsa yang satu dan utuh. Melalui pendidikan dan kebudayaan peran penting guru dalam mendidik putra-putri bangsa yang berkarakter dan mampu menguasai karakteristik peserta didik di SMP Negeri 13 Semarang dengan menggunakan informasi guna membantu proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dan kebudayaan untuk revolusi karakter bangsa ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya agar benar-benar terwujud.

Negara Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisah-pisah. Keadaan ini menghambat hubungan antara masyarakat dari pulau-pulau yang berbeda-beda. Setiap masyarakat mengembangkan budaya mereka masing-masing, hal ini mengakibatkan perbedaan suku, bangsa, bahasa,budaya, serta peranan laki-laki dan perempuan yang mempunyai karakter yang berbeda-beda dengan kondisi alamnya.

Dengan kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga mempengaruhi perbedaan masyarakat Indonesia, dimana ada masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain seperti masyarakat perkotaan. Namun ada juga sebagian masyarakat tetap bertahan pada budaya sendiri, oleh karena itu kita sebagai pendidik tentunya yang cerdas dan mempunyai pemikiran yang mau berubah, berkarakter.

Serta punya jati diri bangsa bukan hanya angan-angan belaka, khususnya bagi anak didik penerus bangsa, untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang berkarakter diusia yang ke seratus tahun. Sehingga jelas dan nyata bahwa tingkat estafet perjuangan di pundak generasi muda penerus bangsa benar-benar transparan. Bebas KKN, bukti fisik nyata dengan pembangunan yang merata, adil, tanpa ada kekerasan, bullying, bangsa yang sehat dengan anti narkoba dan jauh dari perbuatan asusila dan pornografi.

Sebagai pendidik, penulis sangat mengharapkan bahkan bermimpi, bangga menjadi guru PPKn di SMP Negeri 13 Semarang. Kebanggaan sebagai guru yang baik perlu terus ditanamkan dan ditumbuh kembangkan dalam kancah globalisasi dunia yang berBhinneka Tunggal Ika. Jangan ada sikap “etnosentrisme“ yang mengandung makna sikap yang menganggap budaya daerahnya sebagai budaya yang tertinggi diantara budaya yang lainnya.

Maka usaha kita dalam bela negara dan pertahanan keamanan negara ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa Indonesia tanpa kecuali serta memiliki hak dan kewajiban untuk turut serta mewujudkan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia di berbagai kehidupan secara nyata.

Demikian, coretan yang tersirat dari hati kecil penulis, mari jadikan pendidikan dan kebudayaan bangsa yang berbhinneka dan berkarakter dengan jati diri bangsa Indonesia yang menomersatukan NKRI harga mati berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Majulah pendidikan, jayalah Indonesia. (una/lis)

Guru PPKn SMP Negeri 13 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya