RADARSEMARANG.COM, Keanekaragaman hayati berupa flora di lingkungan SMA Negeri 1 Bojong Kabupaten Tegal, tergolong melimpah. Hal tersebut didukung letak geografis, topografi dan lingkungan di daerah perbukitan. Tapi sayang tidak semuanya bisa dikenali dengan baik siswa.
Banyaknya tanaman dan disertai dengan cepatnya pertumbuhan rumput, menyebabkan tanaman yang ada seringkali sudah terpotong atau dibersihkan. Untuk menanggulangi hal tersebut maka digunakanlah herbarium sebagai pengganti tanaman segar yang ada. Dari tanaman yang diawetkan tersebut, siswa dapat mengenal nama tumbuhan dan melakukan identifikasi. Sehingga ketika siswa menjumpai jenis tanaman yang sama akan mudah memberi nama tumbuhan tersebut.
Pada herbarium sudah terdapat nama dan deskripsi tumbuhan. Sehingga membantu siswa dalam memahami ciri-ciri morfologi yang diperlukan dalam identifikasi tersebut. Menurut Simpson (2006), identifikasi tumbuhan dapat dilakukan dengan empat metode. Di antaramya kunci taksonomi, menulis deskripsi tumbuhan, membandingkan spesimen, membandingkan gambar, dan pendapat lembaga atau ahli.
Identifikasi tumbuhan adalah serangkaian proses pengenalan tumbuhan untuk mengetahui jenis tumbuhan secara detail dan lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Proses identifikasi tumbuhan bertujuan mengetahui identitas dari tumbuhan yang belum diketahui. Identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yakni mendeskripsikan tumbuhan dan menggunakan daftar kemungkinan.
Daftar kemungkinan tersebut dapat berupa kunci dikotomi atau kunci determinasi tumbuhan. Kunci dikotomi tumbuhan merupakan suatu kunci yang berguna dalam mengidentifikasi tumbuhan yang berupa keterangan mengenai ciri-ciri yang merupakan kegiatan taksonomi/klasifikasi. Dalam langkah kunci dikotomi terdapat dua alternatif ciri yang berlawanan.
Pada kunci determinasi juga berisi deskripsi tentang ciri-ciri yang berlawanan. Sehingga satu bagian ditolak dan bagian yang lain dapat diterima. Hal tersebut terus berlanjut sampai pada akhirnya akan diperoleh suatu tumbuhan yang merupakan identitas tumbuhan yang di maksud.
Penggunaan referensi harus mencakup semua kemungkinan yang akan terjadi dalam proses identifikasi. Sehingga tumbuhan yang akan diidentifikasi harus dideskripsikan semua bagian morfologinya. Mulai dari bagian akar, batang daun bahkan bunga. Keanekaragaman tumbuhan yang ada di sekitar halaman sekolah ada yang asli ada juga beberapa yang merupakan tumbuhan naturalisasi. Tumbuhan asli maupun tumbuhan naturalisasi dan flora daerah dapat pula digunakan dalam proses identifikasi tumbuhan yang belum diketahui (Simpson, 2006).
Banyaknya tumbuhan seperti Pegagan, Tempuyung, Tapak liman, Semanggi, Kenikir, merupakan tanaman sayuran dan obat herbal. Seringkali dalam satu hari, siswa dua kelas dapat mengamati tanaman tersebut, tapi hari berikutnya siswa kelas lainnya tidak sempat mengamati tanaman tersebut. Karena seringkali sudah dibersihkan dengan mesin pemotong rumput. Sehingga kami sering kewalahan untuk mendapatkan sampel tanaman yang akan diidentifikasi. Untuk menanggulangi hal tersebut maka dibuatlah herbarium tanaman tertentu.
Pembuatan tanaman awetan kering oleh siswa, ternyata sangat membantu dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan semua bagian morfologi tumbuhan. Herbarium yang siswa buat sengaja kami sarankan untuk semua bagian tanaman. Sehingga dapat menggantikan tanaman segar yang sesungguhnya.
Dengan bantuan herbarium, membandingkan spesimen dan kunci dikotomi/kunci determinasi siswa dapat berlatih mengobservasi, mengidentifikasi, mengumpulkan data, menyimpulkan dan dapat mengkomunikasikan dalam bentuk membuat laporan dan presentasi.
Keaktifan siswa dalam kegiatan di lingkungan sekolah diharapkan dapat membuat siswa lebih giat belajar, berlatih, berpikir kritis, peduli terhadap lingkungan, dan siswa dapat belajar lebih lanjut secara efektif. (wa2/fth)
Guru Biologi SMA Negeri 1 Bojong Kabupaten Tegal
