RADARSEMARANG.COM, Perkembangan teknologi terus terjadi. Perkembangan ini dapat menjadi satu hal yang positif bila dimanfaatkan dengan baik, namun sebaliknya akan menjadi satu hal yang negatif bila kita tidak bisa memanfaatkannya dengan baik, salah satunya dalam bidang pendidikan.
Mengutip hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarsri Lestari (2018), penerapan teknologi dalam pendidikan memiliki beberapa manfaat yaitu efisiensi dalam hal waktu, biaya dan logistik serta dalam hal kelembagaan lain. Hasil ini juga didukung oleh penelitian dari Dewi Surani (2019) yang mengatakan penyediaan teknologi informasi di lembaga pendidikan dapat menciptakan kemudahan dalam hal akademik, non-akademik, proses pembelajaran serta pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas output yang dihasilkan.
Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam pendidikan adalah penerapan teknologi dalam proses pembelajaran. Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat mengaplikasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Bentuk penerapan teknologi dapat dilakukan dengan model blended learning. Blended learning memiliki landasan filosofis dari teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa belajar dengan cara membangun pengetahuan yang dimiliki melalui interaksi dengan lingkungan belajar.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam blended learning adalah problem based learning (PBL). PBL pertama kali dikembangkan di McMaster University Canada oleh Howard Barrow pada tahun 1980. Pada dasarnya, PBL membantu siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yaitu melakukan penyelidikan terhadap masalah yang nyata terjadi dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Termasuk memecahkan masalah sosial di sekitar siswa.
Masalah sosial seperti kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial-ekonomi, kekerasan dan ketidakadilan merupakan masalah nyata di sekitar kita. Masalah sosial merupakan gejala sosial akibat dari interaksi sosial antar-individu dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi sosial ini dapat berlangsung secara asosiatif dan disasosiatif. Interaksi sosial asosiatif menghasilkan gejala sosial yang normal dan menciptakan keteraturan sosial.
Sedangkan interaksi sosial disosiatif menghasilkan gejala abnormal yang sifatnya patologis sehingga masyarakat mengalami ketidakteraturan sosial dalam bentuk disorganisasi atau disintegrasi sosial. Gejala abnormal disebut juga dengan masalah sosial. Untuk mempelajari masalah sosial di sekolah, dapat dilakukan dengan model blended learning yang menggabungkan antara pembelajaran di dalam kelas dengan pembelajaran berbasis teknologi dengan metode PBL.
Berikut ini merupakan langkah blended learning dengan metode PBL dalam materi permasalahan sosial di masyarakat: guru menjelaskan materi tentang berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Guru memutarkan video berbagai masalah sosial di Indonesia. Siswa dibagi dalam lima kelompok. Setiap satu kelompok akan mendiskusikan satu topik masalah sosial yaitu (masalah kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial-ekonomi, kekerasan dan ketidakadilan) yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
Masing-masing kelompok mendiskusikan penyebab masalah sosial dan upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kesenjangan sosial berdasarkan topik yang diberikan. Siswa melakukan diskusi menggunakan berbagai sumber internet berupa berita, media sosial, artikel jurnal maupun media lain. Siswa menuliskan hasil pembelajaran dalam satu lembar kertas ukuran A3 sebagai lembar kerja untuk dipresentasikan di depan kelas.
Siswa mempresentasikan hasil di depan kelas. Kelompok lain memberikan tanggapan. Lalu guru memberikan kesimpulan bagaimana masing-masing dari masalah sosial dapat terjadi dan langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisasinya. Dalam proses diskusi kelompok, guru bertugas membimbing siswa dalam penyelidikan dan pemecahan masalah. Setiap guru dapat menyesuaikan materi dan pendekatan untuk melakukan blended learning di dalam kelas. Sehingga proses pembelajaran siswa lebih aktif dan dapat mengkonstruksi sendiri materi yang diperoleh. (*/lis)
Guru SMAN 1 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang