RADARSEMARANG.COM, KEMENTERIAN Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung visi dan misi Presiden Jokowi untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terbentuknya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.
Penulis adalah guru kimia di SMAN 1 Nalumsari yang berpredikat Sekolah Adiwiyata Nasional menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya dan tidak menyalahgunakan lingkungan alam, maka model pembelajaran PJBL dengan pendekatan SETS (Science, Environmental, Technology and Society) dalam pembelajaran perlu dilakukan.
Menurut Daryanto dan Raharjo (2012:162) Project Based Learning (PJBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktivitas secara nyata. PJBL digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Menurut Binadja (1999:3), urutan singkatan SETS memberi gambaran bahwa untuk mengaplikasikan sains ke dalam bentuk teknologi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, harus dipikirkan berbagai implikasi pada lingkungan secara fisik maupun mental. Pembelajaran dengan pendekatan SETS ditujukan untuk membantu siswa memahami sains dan perkembangannya serta pengaruh perkembangan sains terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik.
Pada materi asam basa ini penulis merancang pembelajaran dengan model PJBL yaitu membuat sabun dari minyak goreng bekas (jelantah). Minyak jelantah merupakan limbah dari rumah tangga dan pabrik industri penggorengan, jika tidak didaur ulang akan mencemari lingkungan.
Minyak jelantah dapat dimanfaatkan kembali dengan proses pemurnian yang selanjutnya diolah menjadi bahan baku industri non pangan seperti sabun. Minyak jelantah mempunyai kandungan asam lemak cukup tinggi. Proses pemurniannya dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan karbon aktif.
Langkah–langkah pembelajaran PJBL adalah sebagai berikut, pertama, pelajaran dibuka dengan menyuguhkan pertanyaan yang menantang (essential question). Kedua, merencanakan proyek kolaboratif guru dengan peserta didik. Perencanaan meliputi aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, menginformasikan alat dan bahan untuk menyelesaikan proyek.
Ketiga, membuat jadwal aktivitas dan waktu penyelesaian proyek. Guru harus memberi kesempatan peserta didik untuk menggali hal-hal baru. Karena proyek yang dilakukan oleh peserta didik membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, guru dapat meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar jam pelajaran. Hasil proyek yang telah selesai dikerjakan dipresentasikan di kelas.
Keempat, guru melakukan pengawasan jalannya proyek. Kegiatan monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap prosesnya. Kelima, melakukan penilaian produk setelah proyek selesai. Penilaian produk dilakukan saat masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain. Keenam, diakhir proses PJBL adalah kegiatan evaluasi yaitu guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek. Proses refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Jadi kesimpulannya model pembelajaran PJBL dengan pendekatan SETS sangat sesuai dengan sekolah adiwiyata dan membentuk karakter Pelajar Pancasila karena peserta didik dalam pembelajarannya selain mempelajari teori tentang sains, juga menengok kehidupan nyata, sehingga berdampak positif dalam pemahaman peserta didik.Selain itu peserta didik diharapkan lebih arif terhadap lingkungan hidupnya, kreatif dan memperoleh pengalaman membangun jiwa kewirausahaan. (kj2/ida)
Guru SMAN 1 Nalumsari, Kabupaten Jepara
