RADARSEMARANG.COM, Remaja adalah suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa ini berkisar antara umur 12 sampai 21 tahun. Dalam kurun waktu ini manusia belum bisa disebut dewasa tetapi tidak dapat pula disebut sebagai anak-anak.
Pada masa ini sebenarnya remaja sedang dalam masa yang rawan. Mereka bukan anak-anak, baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Secara umum mereka belum mencapai kematangan mental, emosional, sosial, maupun fisik.
Dalam kondisi ini mereka mudah tersulut mencoba hal-hal baru dalam rangka menunjukkan eksistensinya tanpa berfikir terlebih dahulu dampak positif maupun negatif dari tindakannya. Sebagai contoh kasus tawuran antarpelajar.
Dalam mata pelajaran IPA,di dalamnya banyak sekali materi yang sebenarnya bisa membantu anak untuk belajar berfikir kritis sebelum melakukan tindakan. Kita ambil contoh materi tentang jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai makanan yang dibuat dan digabungkan saling tumpang tindih pada suatu ekosistem.
Di dalam jaring-jaring makanan ada produsen yaitu tumbuhan sebagai komponen pertama yang terbesar jumlahnya, disusul hewan herbivora sebagai komponen tingkat kedua. Lalu hewan carnivora sebagai pemangsa hewan herbivora dan tingkat atasnya lagi biasanya dihuni oleh hewan carnivora yang lebih buas dibandingkan hewan carnivora yang pada tingkat sebelumnya.
Komponen-kompenen dalam suatu jaring-jaring makanan akan terlibat hubungan antara satu dengan yang lainnya,ada yang diuntungkan dan ada juga yang kemungkinan dirugikan, ini seperti hubungan sosial kita sehari- hari.
Dalam materi ini anak-anak diajarkan untuk menganalis hubungan antarkomponen yang ada dalam jaring-jaring makanan. Misalnya jika terjadi kekeringan banyak tumbuhan yang berperan sebagai produsen akan mati. Hal ini akan berdampak yang pertama pada hewan herbivora sebagai konsumen tingkat pertama yang memang makanannya berupa tumbuhan.
Hewan-hewan herbivora ini akan mati karena kekurangan makanan, maka selanjutnya kematian mereka akan menyebabkan hewan carnivora mengalami kematian juga karena kekurangan makanan. Dalam kasus ini anak-anak diajarkan analisis bahwa kekeringan akan menyebabkan dampak negatif secara beruntun terhadap semua komponen ekosistem walaupun tidak dalam kurun waktu yang serempak.
Ataupun misalnya salah satu komponen mengalami masalah misalnya ular sebagai pemangsa tikus secara alami diburu secara, kemungkinan tikus akan berkembang pesat dan merusak tanaman padi sehingga petani merugi karena hasil panen padinya bermasalah.
Dalam kasus ini diperoleh hasil analisis bahwa populasi ular jumlahnya berkurang karena perburuan liar. Akibatnya, populasi tikus menjadi berkembang pesat sehingga akibatnya banyak kawanan tikus merusak padi sehingga hasil panen buruk.
Banyak sekali hubungan sebab akibat yang dapat dianalisis oleh siswa ketika mempelajari materi jaring-jaring makanan ini. Mereka akan asyik berdiskusi ataupun berfikir sendiri untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan sebab akibat dalam hubungan antarkomponen dalam jaring-jaring makanan.
Dari mempelajari hubungan sebab akibat ini diharapkan anak-anak akan mendapat pelajaran bagaimana berfikir secara lebih matang dan tidak tergesa-gesa dengan memperhatikan akibat-akibat yang akan timbul dari keputusan maupun tindakan yang akan mereka ambil.
Harapan ke depan, berfikir kritis sebelum bertindak akan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka menjadi lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan.
Sudah menjadi tugas kita untuk berpartisipasi dalam menjaga generasi penerus bangsa dari hal-hal yang negatif. Kita bisa berusaha dengan berbagai cara biarpun sederhana tapi berdampak besar. Seperti belajar analisis hubungan sebab akibat dalam jaring-jaring makanan ini diharapkan anak-anak memiliki kebiasaan berfikir terlebih dahulu dengan mempertimbangkan secara matang dampak positif maupun negatif dari keputusan maupun tindakan yang akan diambil jika dihadapkan pada suatu pilihan. (igi1/lis)
Guru IPA SMPN 9 Salatiga