RADARSEMARANG.COM, MATA pelajaran matematika di semua tingkat pendidikan sering dianggap pelajaran yang paling sulit. Hal ini banyak terjadi karena saat belajar kebanyakan peserta didik hanya belajar konsep secara langsung dari penjelasan guru saja tanpa diikutsertakan dalam prosesnya.
Kemudian di akhir pembelajaranpun peserta didik hanya diberikan soal tes ataupun tugas mandiri, tanpa ada kesempatan untuk berkomunikasi dengan guru maupun temannya karena takut menyampaikan kesulitannya. Dengan kondisi seperti ini mengakibatkan peserta didik semakin rendah motivasi belajar matematika dan prestasinya pun menurun.
Pada saat ini ilmu matematika sangat diperlukan sebagai ilmu dasar untuk mempelajari ilmu lainnya seperti fisika, biologi, kedokteran, teknologi dan informatika, ekonomi, akutansi, maupun manajemen. Dengan mempelajari ilmu matematika, peserta didik akan mampu berpikir objektif, logis, kritis, sistimatis, dan mampu menumbuhkan rasa sabar, teliti serta disiplin.
Berdasarkan manfaat belajar ilmu matematika, peserta didik akan tumbuh menjadi generasi yang ulet, matang dalam mengambil keputusan karena memiliki pola pikir yang tajam dan obyektif.
Dengan melihat kondisi peserta didik di SMAN I Ambarawa pada tahun 2022 yang masih rendah motivasi untuk belajar ilmu matematika, khususnya materi barisan. Padahal ilmu matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis sebagai guru selalu berupaya cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Adapun cara yang penulis lakukan, dengan memilihkan model pembelajaran kooperatif jigsaw yang menyenangkan, menarik, tidak membosankan, dan siswa ikut berperan aktif untuk menemukan konsepnya.
Model pembelajaran ini sangat menyenangkan, karena setiap peserta didik terlibat aktif tanpa membedakan kondisi jenis kelamin, suku bangsa, maupun agama. Mereka hadir untuk saling menguatkan dan membantu jika ada kesulitan dalam kelompoknya.
Kegiatan pembelajaran model kooperatif jigsaw dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut, pertama, guru membagi bagian–bagian materi yang ada konsep barisan dan deret. Kedua, guru membagi kelompok dengan anggota sebanyak bagian materi yang ada pada konsep bariasan dan deret.
Ketiga, setiap anggota dalam kelompok membaca dan memahami setiap bagiannya masing-masing. Keempat, setiap anggota dikirim ke kelompok ahli untuk meminta bantuan jika ada kesulitan di kelompok asalnya, guru tetap berperan aktif ikut membantu siswa jika ada kesulitan dalam memahas materi bagiannya.
Kelima, setiap anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dengan menjelaskan hasil diskusi. Keenam, guru memberikan soal kepada setiap kelompok untuk menguji keberhasilan diskusi masing-masing kelompok dan memberikan apresiasi yang memotivasi setiap hasil jawaban peserta didik. Ketujuh, guru memberikan kesimpulan tentang pemahaman konsep barisan dari hasil diskusi setiap kelompok.
Berdasarkan dari hasil pengamatan saya sebagai guru mata pelajaran matematika, selama proses pembelajaran dengan model kooperatif jigsaw menunjukkan proses belajar siswa sangat aktif, suasana kelas begitu menyenangkan, semua anggota kelompok bekerja secara maksimal, dan hasil diskusipun sangat memuaskan sesuai dengan target pencapaian setiap indikatornya.
Dengan demikian pemilihan model pembelajaran kooperatif jigsaw sangat tepat dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan meningkatkan prestasi belajarnya khususnya pada materi bariasan. (igi2/ida)
Guru Matematika SMAN I Ambarawa, Kabupaten Semarang