33 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Penguatan Nilai Pancasila dengan Budaya Sekolah Berbasis Kearifan Lokal

Oleh : Drs. Wagimin

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pancasila sebagai ideologi negara diangkat dari nilai-nilai adat –istiadat, budaya dan agama masyarakat. Nilai-nilai tersebut digali dan dirumuskan para pendiri negara. Kemudian dijadikan sebagai dasar dan ideologi negara. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Di era globalisasi, ancaman terhadap ideologi Pancasila tampak nyata. Membahayakan pemikiran masyarakat sehingga akan mengancam dasar falsafah bangsa. Ancaman terhadap nilai-nilai Pancasila terus muncul dengan banyaknya paham dari luar. Seperti komunisme dan faham liberalism. Akibatnya masyarakat Indonesia terutama generasi muda semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila.

Melihat permasalahan saat ini ditemukan beberapa sikap atau perilaku peserta didik belum mengimplementasikan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Seyogyanya peserta didik perlu memiliki sikap atau karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila. Untuk itu, harus ada usaha yang sungguh-sungguh dan menyeluruh untuk menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila. Sekolah memegang peranan penting, karena hampir sepertiga waktu anak dihabiskan di sekolah.

Penguatan nilai Pancasila dapat diupayakan dengan berbagai hal. Salah satunya melalui budaya sekolah berbasis kearifan lokal. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Saat ini nilai-nilai yang mengandung filosofi dalam budaya lokal sudah mulai ditinggalkan karena dianggap tidak modern atau ketinggalan zaman. Sehingga berdampak pada generasi muda yang sulit dalam mengaplikasikan sikap toleransi. Padahal disadari atau tidak, banyak nilai-nilai tradisional yang hidup dalam masyarakat dan dapat dijadikan muatan pendidikan karakter.

Model pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan model pendidikan yang memiliki relevansi tinggi bagi pengembangan kecakapan hidup (life skills) dengan bertumpu pada pemberdayaan keterampilan dan potensi lokal di masing-masing daerah. Pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan dikembangkan lewat berbagai saluran pendidikan, tidak hanya melalui proses pembelajaran formal. Salah satu wujud pengembangan karakter adalah melalui budaya sekolah. Siswa sebagai warga negara harus dikembangkan karakternya. Budaya sekolah dapat diartikan sebagai program kegiatan sekolah yang bertujuan menanamkan nilai-nilai karakter bangsa kepada siswa maupun anggota sekolah lainnya.

Penguatan nilai Pancasila di SMA Negeri 1 Wonosegoro, Boyolali dilakukan melalui proses kegiatan pembelajaran dan budaya sekolah yang diambil dari kearifan lokal masyarakat. Salah satunya dengan bakti sosial. Bentuk kegiatan ini adalah penyembelihan hewan Qurban dan membagikannya kepada masyarakat miskin. Kegiatan lainnya adalah pengumpulan dana sosial, baik secara reguler setiap Kamis, maupun secara insidental saat ada saudara kita yang tertimpa bencana.

Selain itu budaya kearifan lokal adalah budaya Tari Tradisional, Karawitan, dan Bela Negara yang wajib diikuti peserta didik. Semuanya merupakan kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Pengembangan diri merupakan suatu upaya dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pendidikan, bimbingan, pembinaan dan pengajaran.

Penguatan nilai Pancasila melalui budaya diwujudkan dengan budaya sekolah melalui tari ronggeng, tari icon boyolali, tari nusantara dan tari lumbung samodro. Ketiganya menggambarkan dan menanamkan nilai macam-macam budaya. Adapun nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam kegiatan Tari Nusantara ini antara lain sebagai berikut: 1) Kekompakan, 2)kerjasama, 3) Saling Menghargai, dan 4) Sikap Legowo. Dan nilai-nilai itu menggambarkan lima sila dari pancasila

Selain tari – tarian sebagai perwujudan penguatan nilai-nilai Pancasila selanjutnya terdapat kegiatan Pagar Nusa, yaitu berbentuk kegiatan pencak silat sebagai budaya yang dikembangkan oleh sekolah untuk membentuk karakter peserta didik yang tangguh dan bersikap bijaksana. Pencak silat sendiri merupakan salah satu seni bela diri asli bangsa Indonesia, dan sudah pasti dengan mempelajari pencak silat peserta didik sudah berupaya untuk melestarikan kearifan budaya lokal.

Nilai-nilai budaya lokal yang unggul harus dipandang sebagai warisan sosial. Manakala budaya tersebut diyakini memiliki nilai yang berharga bagi kebanggaan dan kebesaran martabat bangsa, maka transmisi nilai budaya kepada generasi penerus merupakan suatu kewajiban yang mutlak. Sebagai generasi muda, seharusnya dapat menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal tersebut. Dan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan yang nyata. (igi2/fth)

Guru PPKn SMA Negeri 1 Wonosegoro, Boyolali


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya