RADARSEMARANG.COM, Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan peserta didik agar mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis (Depdiknas, 2003 : 1).
Komunikasi verbal menggunakan bahasa sebagai sarananya. Komunikasi nonverbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti bunyi bel, bendera, warna, gambar, dan sebagainya. Di antara kedua komunikasi itu, komunikasi verbal dianggap paling sempurna (Wendra, 2011 : 2). Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan kepada peserta didik agar mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian agar para peserta didik memiliki keterampilan berbicara, sehingga mampu berkomunikasi untuk menyampaikan isi hatinya kepada orang lain dengan baik. Selain betapa pentingnya keterampilan berbicara bagi seseorang, pembelajaran keterampilan berbicara perlu mendapatkan perhatian karena tidak bisa diperoleh secara otomatis, melainkan harus belajar dan berlatih.
Pemilihan metode pembelajaran sangat memengaruhi minat peserta didik dalam belajar. Jika metode yang digunakan mampu memberi motivasi untuk peserta didik, peserta didikakan mudah mengerti/memahami apa yang diajarkan. Jika metode yang digunakan mampu memberi motivasi untuk peserta didik, peserta didik akan mudah mengerti/memahami apa yang diajarkan.
Pembelajaran berdasarkan metode ini dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah memainkan peran orang lain. Dengan menggunakan metode ini, dapat meningkatkan gairah peserta didik dalam belajar berbicara. Peserta didik juga tidak akan merasa malu berbicara khususnya bermain peran. Serta, peserta didik akan mudah mengerti dengan menggunakan metode/teknik yang digunakan. Metode ini dirancang khususn untuk membantu peserta didik mempelajari nilai-nilai sosial dan moral dan pencerminannya dalam perilaku.
Di samping itu, digunakan pula untuk membantu para peserta didik mengumpulkan dan mengorganisasikan isu-isu moral dan sosial, mengembangkan empati terhadap orang lain, dan berupaya memperbaiki keterampilan sosial. Peserta didik akan tertarik jika guru mengajar dengan menggunakan metode yang belum pernah digunakan. Dengan begitu, peserta didik akan merasa ingin tahu tentang metode yang baru. Rasa ingin tahu mampu menghilangkan rasa malu peserta didik. Itulah alasan peneliti menggunakan metode role playing, karena metode ini jarang digunakan oleh guru ketika mengajar berbicara.
Metode role playing memiliki banyak keunggulan. Di antaranya meningkatkan minat peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, mengajarkan peserta didik untuk berempati dan memahami suatu hal melalui berbagai sudut pandang. Juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memerankan tokoh yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari dan diterapkan dalam berbagai setting.
Topik yang diperankan pada pembelajaran, diganti dengan topik tentang kegiatan sehari-hari yang pernah mereka lakukan. Dengan begitu, peserta didik akan mudah bermain peran atau memainkan peran tentang hal-hal yang pernah mereka alami. Salah satu langkah yang disarankan adalah memilih topik. Pilihlah topik sesuai permintaan dan tuntutan pertemuan dimana pembicara akan ditampilkan. Hendaknya, pembicara berbicara tentang sesuatu yang diketahuinya. Dengan demikian, pembicara akan menguasai topik yang dijadikan bahan pembicaraan.
Topik-topik itu memudahkan peserta didik untuk bermain peran dan tentunya membuat peserta didik lebih memahami tokoh yang diperankan. Konsentrasi dan kefokusan peserta didik saat kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar peserta didik juga harus diperhatikan. Selamat mencoba semoga bermanfaat. (mn/lis)
Guru Kelas III SDN Pengalasan, Kec. Purwodadi, Kabupaten Purworejo
