26.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Google Classroom sebagai Media Pembelajaran Praktik Kerja Industri

Oleh: Tri Ari Werdiningsih, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SMARTPHONE sudah digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ada yang menggunakan untuk berjualan, jasa transportasi, pembayaran listrik, transaksi perbankan, tidak sedikit juga yang memanfaatkan untuk pendidikan. Penggunaan smartphone yang tidak bijaksana dapat mengakibatkan efek negatif, seperti penipuan, pornografi, prostitusi online, atau pun gangguan kesehatan.Dalam dunia pendidikan, guru dapat mengarahkan siswa agar dapat menggunakan smartphone untuk hal-hal yang positif, misalnya memberikan aplikasi bidang pendidikan, pembelajaran menggunakan aplikasi smartphone, menjadikan smartphone sebagai media pembelajaran.

Sistem pendidikan yang berlaku pada SMK berbeda dengan SMA yang mempunyai jenjang pendidikan sama. SMK melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) yang tidak dilaksanakan oleh SMA. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006, PKL dikenal dengan istilah praktik kerja industri (Prakerin) atau pendidikan sistem ganda (PSG).

SMK Negeri 1 Warungasem sebagai salah satu SMK di Kabupaten Batang juga melaksanakan PKL, tetapi lebih umum menggunakan istilah Prakerin. Prakerin merupakan program pembelajaran yang dilaksanakan secara khusus dengan mengambil alokasi waktu tertentu dan melibatkan pihak lain di luar sistem sekolah. Tempat pelaksanaan Prakerin dilaksanakan di institusi pasangan, baik instansi pemerintah, dunia industri atau dunia usaha.

Prakerin dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem blok atau semi blok. SMK Negeri 1 Warungasem melaksanakan Prakerin dengan sistem blok. Ini berarti Prakerin dilaksanakan selama tiga bulan penuh di institusi pasangan, dengan pembelajaran mata pelajaran kelompok A (Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah Indonesia, dan Bahasa Inggris) dan kelompok B (Seni Budaya, Prakarya dan Kewirausahaan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan) dilaksanakan terintegrasi pelaksanakan Prakerin. Pelaksanaan pembelajaran untuk mata pelajaran tersebut yang tidak dilaksanakan secara tatap muka, tentu perlu diupayakan secara tepat dan menggunakan strategi yang sesuai agar materi pelajaran dapat diterima oleh siswa dengan baik. Selama ini, guru pengampu mata pelajaran kelompok A dan kelompok B hanya memberikan modul atau diktat untuk dipelajari oleh siswasecara mandiri ketika melaksanakan Prakerin di institusi pasangan serta mengerjakan tugas yang ada pada modul atau diktat tersebut sebagai bentuk tagihan hasil belajar mereka. Strategi ini belum memfasilitasi siswa yang hendak bertanya atau mengalami kesulitan dalam mempelajari materi dalam modul atau diktat.

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah pemanfaatan Google Classroom. Google Classroom merupakan salah satu learning management system (LMS) juga aplikasi smartphone.Materi pelajaran yang hendak diberikan guru dituangkan dalam bentuk berkas elektronik atau digital kemudian disisipkan pada Google Classroom.

Berkas digital ini relatif lebih ekonomis dan praktis, karena siswa tidak harus mencetaknya pada kertas tetapi dapat diakses melalui ponsel mereka. Dengan memanfaatkan Google Classroom, guru dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran maupun berkomunikasi, karena LMS juga berfungsi sebagai media sosial. Dengan demikian, guru dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran layaknya pembelajaran tatap muka.

Implementasi program komputer dalam proses pembelajaran mempuyai kekuatan dan kelemahan. Menurut Sugiharti dan Arifudin (2006: 3), kekuatannya antara lain: melatih siswa tidak gagap teknologi, memberikan peluang kepada siswa ke depan untuk menjelajah dunia pengetahuan melalui komputer yang amat luas, menjangkau wilayah pembelajaran yang amat luas, dan dapat dipakai berulang-ulang dengan tingkat keakuratan yang tinggi.

Sedangkan kelemahannya antara lain: tidak setiap guru mampu membuat software program pembelajaran yang memenuhi syarat edukatif, dan pembuatan software pembelajaran memerlukan waktu yang lama dan seharusnya melibatkan pihak yang mempunyai keterampilan di bidang multimedia.

Sesuai perkembangan zaman dan teknologi, pembelajaran dapat dilakukan secara konvensional tatap muka atau dalam jaringan. Pembelajaran dalam jaringan memerlukan suatu aplikasi yang disebut LMS. Seperti halnya pembelajaran tatap muka, pembelajaran dalam jaringan juga memerlukan kelas yang disebut kelas digital atau kelas maya. Fungsi LMS adalah untuk membuat kelas digital atau kelas maya tersebut.

Dalam pembelajaran, Google Classroom sebagai LMS dapat memuat materi pembelajaran yang dibuat guru, sarana tanya jawab atau komunikasi guru dengan siswa, memuat tugas maupun penilaian yang dibuat oleh guru. Materi pembelajaran dapat diunggah melalui 4 cara, yaitu mengunggah berkas dari perangkat/komputer, mengambil dari google drive, mengambil dari youtube, dan memasang tautan. (bat2/zal)

Guru SMKN 1 Warungasem


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya