RADARSEMARANG.COM, BELAJAR pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman. Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan tak lepas dari piawainya guru memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Kesulitan ini bisa dilihat dari rendahnya nilai ulanga harian yang masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Guru harus pandai membuat skenario pembelajaran semenarik mungkin sehingga peserta didik merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir.
Menurut Handayani (2017:113) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Simpar saat ini belum optimal. Terbukti dengan nilai yang diperoleh siswa masih rendah. Penyebabnya antara lain, kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA, strategi pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif, proses pembelajaran yang dianggap membosankan karena dalam penyajian materi bersifat konvensional. Banyak siswa yang berbicara sendiri dan bergurau dengan temannya.
Guru harus menindaklanjuti dengan cara mencari dan mengembangkan strategi, metode maupun media yang akan digunakan untuk pembelajaran IPA. Maka untuk meningkatkan hasil belajar IPA guru menggunakan metode scramble.
Menurut Zulkifli (2011 : 6) metode adalah cara yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi utama metode pembelajaran adalah sebagai sarana mewujudkan pembelajaran yang lebih efektif.
Menurut Rober B.Taylor dalam Huda (2013:303), scramble merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa. Metode ini mengharuskan siswa menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Mereka tidak hanya diminta untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak.
Ketepatan dan kecepatan berfikir dalam menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan metoe scramble. Skor siswa ditentukan oleh seberapa banyak soal yang benar dan seberapa cepat soal tersebut dikerjakan.
Adapaun langkah-langkah metode scramble yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian keluarkan kalimat-kalimat yang terdapat dalam wacana tersebut ke dalam kartu-kartu kalimat.
Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang diacak nomornya sesuai materi bahan ajar teks yang telah dibagikan sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut.
Siswa dalam kelompok masing-masing mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok, sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa. Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam soal yang telah ditentukan. Setelah selesai mengerjakan soal, hasilnya dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan.
Dalam pembelajaran dengan metode scramble terdapat komponen-komponen yang saling mempengaruhi. Di antaranya adalah guru, kurikulum, media,dan metode pembelajaran dan lain lain. Komponen tersebut harus berjalan dengan baik agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Menurut Istarani (2012:185) model pembelajaran scramble memiliki kelebihan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena dilengkapi dengan kerja-kerja yang telah dipersiapkan sebelumnya dan melatih siswa untuk berfikir secara kritis. Tanpa ada pikiran yang kritis, tidak akan mampu melengkapi pernyataan sesuai dengan yang diinginkan.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model scramble dapat dijadikan alternatif untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sangat berdampak pada siswa kelas IV SDN Simpar dalam pelajaran IPA menjadi lebih baik sehingga nilainya meningkat. (ump2/lis)
Guru SDN Simpar, Kec. Tretep, KabupatenTemanggung