26 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Ekonomi Kreatif yang Bernilai Ekonomi

Oleh : Agus Susila, S.E.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kurikulum pada tingkat satuan pendidikan materi pelajaran IPS tidak hanya bersifat teoritis. Ada kalanya materi dalam pelajaran IPS yang bersifat pratikum dan menghasilkan. Materi pembelajaran IPS yang berkaitan dengan kegiatan praktik salah satunya adalah pelajaran ekonomi kreatif yang terdapat di kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) semester genap.

Dalam kegiatan pembelajarannya guru mengajak siswa untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai. Sebelum mulai praktik, terlebih dahulu guru memberikan materi berupa pelajaran teori untuk menjelaskan pengertian serta jenis-jenis ekonomi kreatif yang dapat dikerjakan oleh seorang siswa SMP. Guru mengarahkan agar menggunakan bahan yang mudah didapat, tidak terlalu mahal. Bisa juga dengan menggunakan bahan daur ulang.

Pembelajaran IPS materi Ekonomi Kreatif yang dilaksanakan di kelas IXC SMP Negeri 2 Subah menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu PjBL (Project Based Learning). Menurut Fathurrohman (2016: 119) pembelajaran berbasis proyek atau project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai alat untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pembelajaran dengan model PjBL merupakan pendekatan yang dilakukan dengan mengajak peserta didik untuk terjun secara langsung dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran dan hasil akhirnya peserta didik mampu menghasilkan suatu produk dari hasil belajarnya.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk memilih satu produk yang akan dikerjakan sesuai materi ekonomi kreatif yang sudah dipelajari. Dalam hal ini terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif yang dipelajari oleh siswa. Untuk memudahkan, dipersempit menjadi 5 subsektor saja, yaitu seni rupa, kriya, kuliner, desain produk dan arsitektur.

Setelah setiap kelompok sudah menentukan yang akan dikerjakan, selanjutnya siswa diberikan informasi untuk membawa peralatan dan bahan yang dibutuhkan sesuai rencana produknya.

Pada pertemuan selanjutnya sebelum pembelajaran berlangsung, guru memastikan setiap siswa untuk siap mengikuti pelajaran. Serta mengecek alat dan bahan yang sudah disiapkan. Sesudah dipastikan siap, guru mempersilakan setiap kelompok bekerja. Guru berkeliling kelas memantau siswa. Juga melakukan proses penilaian yaitu menilai keaktifan siswa dalam kelompoknya diharapkan dalam pelajaran ini selain menghasilkan sebuah produk.

Guru memberikan poin 4 bagi siswa yang sangat aktif, 3 bagi siswa yang aktif, 2 bagi siswa yang kurang aktif dan poin 1 bagi siswa yang tidak aktif. Guru mengamati setiap kegiatan siswa. Setelah waktu yang ditentukan tiba, guru memerintahkan kepada setiap kelompok agar mengumpulkan hasil produknya. Dari ragam produk yang dibuat terdapat beberapa hasil karya siswa. Di antaranya hiasan bunga, yaitu buket bunga, hiasan dinding.

Guru memberikan penilaian terhadap produk yang sudah dibuat. Setelah itu mempersilakan siswa memasarkan hasil kerajinannya kepada guru. Guru memberikan rambu-rambu dengan tingkat profit 15-20 persen.

Kemudian siswa menjual produknya pada guru di sekolah. Alhasil semua produk terjual. Melihat itu, siswa merasa puas dan dalam refleksi di akhir pembelajarannya, semua siswa merasa sangat senang dengan model pembelajaran seperti ini. Mereka berharap dapat proses pembelajaran seperti ini dipertahankan.

Dengan demikian sesuai pengembangan kurikulum abad 21, pembelajaran yang diterapkan guru tidak hanya berpusat pada kemampuan kognitif, tetapi juga mencakup keterampilan personal dan sosial. Guru sudah menerapkan kompetensi yang diharapkan berupa 4C. Di antaranya, siswa sudah dapat menciptakan hasil karya pada sebuah materi pelajaran. Siswa terlatih bersikap kreatif terhadap apa yang didapatkan terutama dalam menghadapi ekonomi global saat ini. Siswa terlatih untuk bekerja sama dengan orang lain.

Dari berbagai produk yang sudah dihasilkan dan sudah dipasarkan, akan memberikan kemanfaatan secara materiil dan immaterial pada siswa. Membuka jalan pikiran siswa agar mencipta sesuatu yang belum ada. (bat1/lis)

Guru IPS SMP Negeri 2 Subah


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya