27 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Asyik Memahami Qada dan Qadar dengan Outing Class

oleh : Ahmad Zabidi, S.Pd.I

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang sangat penting bagi setiap siswa. Karena meliputi pengetahuan atau kognitif, spiritual, karakter atau sikap dan keterampilan beribadah. Ilmu Agama sebagai pedoman hidup di dunia dan akhirat.

Tetapi sayang, tidak sedikit anak-anak dan orang masih kurang menyadari pentingnya pelajaran agama. Apalagi selama pandemi semua kegiatan pembelajaran menggunakan PJJ daring, maka penanaman karakter, pembiasaan ibadah, sikap sopan santun dan penilaian sikap menjadi susah dilakukan.

Materi Iman kepada Qada dan Qadar Allah kelas Sembilan semester dua merupakan materi yang sifatnya gaib. Tentu bukan hal mudah, apalagi sampai mengimani dalam hati. Sehingga anak-anak selalu bersyukur dan berperilaku tawakal kepada Allah Swt., serta berperilaku pantang menyerah (Optimis) untuk meraih apa yang dicita-citakan sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada qadla’ dan qadar.

Iman adalah meyakini tanpa keraguan sedikitpun akan kebenaran dan kekuasaan Allah Swt. Qadha adalah ketentuan atau kepastian yang datangnya dari Allah terhadap segala sesuatu sejak zaman azali, yaitu zaman sesuatu itu belum diciptakan. Qadar adalah ketentuan Allah Swt yang berlaku bagi setiap umat.

Selama PJJ anak-anak merasa jenuh, termasuk penulis sebagai guru. Tapi sebagai guru harus menunjukan semangat belajar dan mengajar, siswa juga tetap semangat dan tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut (Wulandari, H & Purwanta, E, 2020) selama pandemi Covid-19 kegiatan pembelajaran daring menimbulkan tingkat perkembangan anak menjadi kurang berkembang secara signifikan.

Terutama pada aspek sosial dan emosional anak. Oleh karena itu, interaksi antar anak dengan lingkungan perlu distimulasi dengan baik. Dengan diizinkannya kegiatan pembelajaran tatap muka 50 persen, maka untuk memotivasi anak-anak dan memahami materi Iman kepada qadha dan Qadar penulis merancang kegiatan pembelajaran Outing class berkunjung ke Panti Asuhan dan SLB di sekitar SMP Negeri 5 Batang. Dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Selama outing class anak-anak dapat bermain sambil belajar. Mereka anak tidak hanya duduk diam mendengarkan penjelasan guru. Bisa bergerak aktif dan bebas sesuai dengan kemampuan mengeksplorasi lingkungan.

Outing class merupakan salah satu cara sebagai upaya mendekatkan diri anak terhadap kehidupan sesungguhnya yaitu lingkungan masyarakat. Outing class merupakan kegiatan belajar yang berhubungan langsung dengan lingkungan. Pembelajaran di luar kelas atau outing class adalah suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sumber belajar (Vera, 2012:17).

Langkah-langkah melakukan kegiatan outing class: Pertama, perencanaan outing class, di antaranya Merumuskan tujuan outing class, Menetapkan objek yang sesuai dengan tujuan, Menentukan durasi waktu, dan Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan. Kedua, Pelaksanaan outing class. Tahap ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat yang telah direncanakan dengan bimbingan guru. Kegiatan outing class ini harus memperhatikan rencana pembelajaran dan tema kegiatan.

Ketiga, Tindak lanjut. Pada akhir kegiatan siswa diminta menyampaikan secara lisan (bercerita), mengenai apa yang telah mereka pelajari pada waktu karya wisata/outbound/studi visit. Keempat, Tahap evaluasi. Jika siswa tidak memberikan jawaban maka guru tidak mengatakan salah tetapi menyebutkan kata yang benar dan mengajak siswa untuk mengulangi kembali (Abdurrahman, 1995: 11).

Strategi ini mempunyai beberapa keunggulan, antara lain : Pertama, Mengurangi rasa jenuh saat proses belajar mengajar secara daring maupun tatap muka. Kedua Melatih anak memiliki sikap sosial dan bekerja sama ketika terdapat pembentukan kelompok, Ketiga Meningkatkan kreativitas anak, Keempat Meningkatkan moralitas anak disiplin, Kelima Menumbuhkan empati anak terhadap sesama manusia, Keenam Meningkatkan kemampuan bahasa dalam bercerita menyampaikan hasil pengamatan dan wawancara.

Pembelajaran outing class juga penting untuk mengembangkan tiga komponen Pendidikan anak. Pertama Afektif (Perasaan) munculnya perasaan senang, sedih, tertawa, atau menangis . Kedua, Kognitif (Pikiran) proses berpikir seseorang terhadap sesuatu yang dipikirkan. Psikomotorik (Tindakan fisik) kemampuan bertindak pada diri seseorang setelah mendapatkan pengalaman belajar mengenai suatu hal.

Dengan outing class ke panti asuhan dan SLB, anak – anak bisa belajar, melihat langsung teman-teman mereka yang ditakdirkan Allah kurang beruntung. Baik fisik, psikologi dan ekonomi. Dari situlah pemahaman tentang Qada dan Qadar Allah bisa dengan mudah di pahami, memberikan motivasi belajar siswa kelas 9. Dari aspek afektif, meningkatnya rasa bersyukur kepada Allah swt, dari aspek sosial

Dengan mempelajari Iman kepada Qada dan Qadar Allah menjadikan peserta didik lebih kuat keimanannya kepada kekuasaan Allah Swt. Ketetapan dan ketentuan Allah Swt, terhindar dari keadaan stres dan depresi atas apapun yang menimpa dirinya. Menjadikan diri siswa ikhlas dan rela atas qadha dan qadar Allah Swt. Dan memiliki sikap husnudzan (berbaik sangka) kepada Allah Swt. Sikap pasrah yang diharapkan terjadi pada diri siswa adalah sikap optimis, semangat, dan tidak berburuk sangka terhadap keputusan Allah Swt. hal ini mengajarkan anak-anak bisa menghadapi pandemi dengan tetap semangat belajar. (bat1/fth)

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Negeri 5 Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya