RADARSEMARANG.COM, Iman kepada kitab Allah SWT merupakan salah satu rukun iman. Oleh karena itu, belajar Alquran merupakan hal wajib bagi umat Islam. Salah satu hal penting dalam belajar Alquran adalah mempelajari ilmu tajwid.
Dengan ilmu tajwid, akan menghindarkan dari kesalahan dalam mengucapkan setiap kata dalam Alquran. Karena jika melakukan kesalahan satu huruf, dapat menyebabkan kesalahpahaman atau salah tafsir terhadap keseluruhan ayat.
Namun selama ini pembelajaran tajwid di sekolah khususnya di SMA Negeri 1 Susukan masih dianggap pelajaran sulit dan membosankan. Dalam pengamatan guru, peserta didik kurang antusias ketika guru menjelaskan mengenai konsep ilmu tajwid. Peserta didik banyak yang gaduh, dan mengantuk. Sementara peserta didik yang sungguh-sungguh mendengarkan, mereka mengatakan materi tajwid sangat sulit.
Fakta ini tentu menjadi tantangan bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Guru harus berupaya melakukan inovasi dalam pembelajaran, agar peserta didik menjadi antusias mengikuti pelajaran materi tajwid. Selain itu, inovasi harus dapat memudahkan peserta didik untuk mempelajari tajwid. Sehingga tajwid tidak lagi menjadi pelajaran yang dianggap sulit.
Guru PAI dan Budi Pekerti di SMA Negeri 1 Susukan sudah mencoba dan menerapkan beberapa metode dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ketertarikan dan rasa senang dalam mempelajari materi tajwid. Dari beberapa metode yang diterapkan, metode card sort menjadi metode yang paling diminati peserta didik. Metode ini membuat peserta didik lebih aktif dan antusias saat belajar. Selain itu, mereka menjadi lebih mudah dalam memahami tajwid.
Metode card sort dikembangkan oleh Melvin L. Silberman dalam buku active learning, 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif. Card Sort berasal dari dua kata yaitu ‘card’ artinya kartu dan ‘Sort’ artinya menyortir.
Metode card sort (menyortir kartu) adalah cara penyajian materi pelajaran dengan cara menyortir atau mengelompokkan kartu yang berisikan materi pelajaran berupa kartu induk/pokok serta kartu rincian untuk di kelompokkan sesuai dengan pernyataan yang benar, sehingga membantu peserta didik untuk lebih mudah terfokus dalam memahami suatu materi pokok pengajaran (Raden Ayu Maznah dalam Diana Febriany, 2019:29).
Langkah pertama guru membagikan kartu kepada masing-masing peserta didik. Kartu dapat berisi kartu induk maupun kartu rincian. Pastikan setiap peserta didik menerima minimal satu kartu. Sehingga seluruh peserta didik dapat terlibat aktif di dalam pembelajaran ini.
Selanjutnya, peserta didik berpencar, mencari kartu lain yang merupakan pasangan dari kartu yang dibawa. Sebagai contoh, seorang peserta didik membawa kartu induk bertuliskan kata “ Idgham bilaghunnah”. Maka, tugas peserta didik mencari temannya yang membawa kartu rincian berupa pengertian dan contoh dari Idgham bilaghunnah.
Setelah menemukan pasangan kartu induk dan kartu rincian yang sesuai, guru meminta mereka bergabung dalam satu kelompok. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan menempelkan kartu-kartu tersebut ke dalam karton atau papan yang telah disediakan.
Langkah berikutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. Setelah selesai, kelompok lain diberi kesempatan memberikan pendapat mengenai presentasi yang dilakukan oleh rekannya. Guru juga memberikan apresiasi atas hasil kerja peserta didik. Langkah terakhir dari kegiatan pembelajaran dengan metode card sort ini ialah dengan melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
Pembelajaran tajwid dengan metode card sort ternyata memberikan dampak baik bagi peserta didik. Peserta didik antusias ketika mereka harus mencari pasangan kartu yang mereka bawa, kemudian menempelkannya ke dalam karton. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil kerja mereka dengan runtut.
Dari kegiatan evaluasi menunjukkan hasil belajar peserta didik pada materi tajwid dengan metode card sort lebih tinggi dibanding dengan saat guru menggunakan metode konvensional. Jadi metode pembelajaran card sort sangat efektif terhadap antusiasme dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti, khususnya materi tajwid. (igi1/fth)
Guru SMAN 1 Susukan, Kabupaten Semarang