25 C
Semarang
Friday, 19 December 2025

Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa untuk Membuat Pot Tanaman

Oleh : Retno Nawangsih S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MATA pelajaran Prakarya di SMP Negeri 3 Kendal kelas VII semester 1 aspek kerajinan, mempelajari tentang membuat kerajinan dari serat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), serat adalah sel atau jaringan serupa benang atau pita panjang yang berasal dari hewan atau tumbuhan digunakan untuk membuat kertas, tekstil, sikat, dan lainnya. Serat yang berasal dari tumbuhan antara lain adalah serat sabut kelapa. Sabut kelapa ini kerap dianggap barang sampah.

Limbah yaitu sisa proses produksi. Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga. UU nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah menyebutkan, sampah adalah sisa dari berbagai proses kegiatan setiap hari yang dilakukan oleh manusia ataupun proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak bermanfaat dan dibuang ke lingkungan. Sabut kelapa tergolong sampah organik.

Sabut kelapa ini mudah diperoleh di sekitar di lingkungan SMP Negeri 3 Kendal. Apalagi sekolah dekat dengan Pasar Putat. Sampah sabut kelapa ini banyak dihasilkan dari kegiatan di Pasar Putat. Kegiatan mengurangi dan menangani sampah terkait erat dengan konsep 3R, yaitu reduce (mengurangi timbunan sampah pada sumber), reuse (pakai ulang), dan recycle (daur ulang). Sabut kelapa yang bernilai ekonomis rendah ini bisa didaur ulang menjadi barang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki nilai guna yang bermanfaat bagi sekolah.

SMP Negeri 3 Kendal menerapkan sekolah adiwiyata. Sehubungan dengan hal tersebut, praktik prakarya di kelas VII dipilih untuk membuat pot tanaman sebagai upaya mendaur ulang limbah sabut kelapa sekaligus mendukung adiwiyata sekolah. Membuat pot dari sabut kelapa ini cukup mudah dan mampu dilakukan oleh anak seusia SMP kelas VII.

Bahan yang dibutuhkan berupa sabut kelapa dan kawat. Alat yang diperlukan adalah gunting kawat, tang, dan ranting kayu kecil. Cara membuatnya cukup mudah, yaitu kawat dibentuk kerangka pot berupa lingkaran, persegi, kerucut, atau bentuk lain sesuai yang diinginkan. Kemudian sabut kelapa dimasukkan ke dalam kerangka kawat tersebut.

Dari praktik membuat pot sabut kelapa yang dibuat oleh siswa kelas VII SMP 3 Kendal, menghasilkan banyak pot yang layak pakai. Bahkan ada yang sangat bagus. Memang masih terdapat beberapa pot yang tidak layak pakai, penyebabnya antara lain karena siswa belum terampil membentuk kerangka pot, sehingga bentuk pot kurang bagus.

Setelah pot dinilai, pot tersebut diatur di depan kelas dan diamati semua siswa dalam satu kelas, hasilnya jauh lebih bagus. Tujuan pengamatan ini agar siswa mendapat pengalaman untuk menilai hasil karya sendiri maupun hasil karya temannya, sehingga bisa menginstropeksi pekerjaannya sendiri untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Setelah selesai diamati oleh semua siswa, dipilih pot yang bagus dan layak pakai. Pot tersebut kemudian diisi media tanam dan ditanami tanaman. Dengan banyaknya produk hasil karya siswa kelas VII berupa pot tanaman sabut kelapa berisi tanaman yang dipajang di lingkungan sekolah. Tentu saja menghijaukan dan memperindah lingkungan sekolah.

Tugas membuat pot tanaman dari serat sabut kelapa di SMP Negeri 3 Kendal ini memiliki banyak manfaat, antara lain memberikan pendidikan kepada siswa cara mengolah sampah menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomis. Pembuatan produk kerajinan ini memberikan pengalaman pada siswa agar menjadi kreatif, terampil, berlatih bekerja keras, dan tekun dalam bekerja. Pembuatan pot sabut kelapa ini juga mendukung usaha pemerintah dalam proses pengolahan sampah menjadi barang berguna. (*/ida)

Guru SMP Negeri 3 Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya