RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN berbicara (speaking) merupakan salah satu keterampilan dalam mata pelajaran bahasa Inggris yang harus dimiliki peserta didik. Menurut Ramlannarie (2011:88), speaking merupakan proses berpikir dan bernalar agar pembicaraan seseorang dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh orang lain atau penyimak.
Sedangkan kompetensi pembelajaran speaking bahasa Inggris SMP kelas VIII adalah berkomunikasi secara interpersonal, transaksional, dan fungsional tentang diri sendiri, keluarga, serta orang, binatang, dan benda, konkret dan imajinatif, yang terdekat dengan kehidupan dan kegiatan peserta didik sehari-hari di rumah, sekolah, dan masyarakat.
Namun dalam pembelajaran speaking di SMPN 2 Kandangan seringkali peserta didik merasa takut dan kurang percaya diri dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Oleh kareana itu, guru butuh strategi untuk meningkatkannya.
Role Play merupakan salah satu strateginya. Role play atau bermain peran adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan, yang bertujuan untuk melatih peserta didik dalam menghadapi situasi yang sebenarnya. Yaitu, melatih praktik berbahasa lisan secara intensif, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Joyce dan Weil (1972:70) menerangkan, melalui teknik role play, siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menghargai diri sendiri dan perasaan orang lain. Mereka dapat belajar perilaku yang baik untuk menangani situasi yang sulit, dan mereka dapat melatih kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. Teknik role play ini sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran berkomunikasi secara interpersonal, transaksional, dan fungsional.
Peserta didik belajar menjadi pengguna bahasa sebagai alat berkomunikasi secara lebih bermakna dengan memerankan tokoh-tokoh yang terdapat dalam suatu cerita, yang pada prosesnya siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Bila hal ini diterapkan, maka perubahan terhadap strategi pembelajaran yang bersifat passive English menjadi active English dapat terjadi, sehingga akhirnya siswa lebih memahami dan mencapai tujuan akhir dari pembelajaran.
Salah satu contohnya implementasi pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan strategi Role Play atau bermain peran pada kelas delapan SMPN 2 Kandangan materi To Get Attention sebagai berikut, pembelajaran ini bertujuan peserta didik belajar memainkan peran tokoh dengan memeragakan secara lisan pesan yang dikatakan tokoh dalam gambar secara bermakna dengan intonasi, jeda, ucapan, dan tekanan kata yang tepat. Guru memberikan contoh memeragakan secara lisan, lancar, dengan intonasi yang benar, penempatan jeda yang tepat, ucapan yang jelas dan tepat, dan tekanan kata yang benar.
Peserta didik menirukan guru secara klasikal, bergantian, dan berulang dalam kelompok dan individu, sampai peserta didik dapat memainkan peran secara bermakna, bukan dengan membaca. Peserta didik berlatih memainkan peran secara kolaboratif dalam kelompok masing-masing, agar bisa saling membantu dan saling memberikan balikan atau koreksi. Guru memastikan bahwa semua peserta didik tidak memainkan peran sambil membaca dan memastikan juga bahwa mereka memahami dengan baik isi pesannya, setidaknya dari intonasi dan bahasa tubuh yang digunakan ketika mengucapkan.
Melalui proses pembelajaran bahasa Inggris dengan strategi Role Play yang telah diselenggarakan ini terbukti dapat, a) menyenangkan dan memotivasi, b) peserta didik pendiam mendapat kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka ke arah kemajuan, c) lingkungan di dalam kelas dan di luar kelas menjadi tak terbatas, dan d) menawarkan kesempatan penggunaan bahasa secara luas.
Situasi nyata dapat tercipta dan para peserta didik mendapatkan keuntungan dari latihan. Kesalahan apapun yang mereka buat tidak membebani. Hal ini seperti yang ditegaskan Harmer dalam Ladousse (1987:6). Demikian, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan juga dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain. (fkp2/ida)
Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Kandangan Temanggung