RADARSEMARANG.COM, Menjadi menarik ketika pembelajaran dipadukan dalam konteks kehidupan kenyataan sehari –hari. Pada hakikatnya pembelajaran merupakan interaksi timbal balik antara peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar yang dinamis untuk mentransfer nilai-nilai ke siswa supaya dapat melakukan perubahan tingkah laku maupun pengetahuan. Sehingga siswa dapat menggapai pengetahuan secara maksimal. Meskipun pada praktik di lapangan seringkali terdapat kendala sebagaimana.
Penulis sebagai guru kelas III di SD Negeri 03 Kelangdepok Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang masih menjumpai siswa yang kesulitan dan tidak senang mengikuti pembelajaran matematika khususnya pada kompetensi dasar luas dan volume. Hal ini menjadi pengamatan penulis untuk membangkitkan minat terhadap kompetensi dasar tersebut dengan menerapkan metode Think Pair Share. Metode ini lebih menekanan diskusi, berbagi pengalaman tiap individu untuk menyimpulkan suatu pemahaman bersama. Jelas, ini menarik untuk diterapkan.
Model pembelajaran think pair share adalah pembelajaran di mana siswa bisa bekerja sama untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan mengenai apa yang ditugaskan guru. Menurut M Sunita (2014: 62), think pair share merupakan model pembelajaran di mana peserta didik berpikir secara mandiri tentang permasalahan yang diberikan oleh guru kemudian diskusi dengan pasangan dan membagikan hasil diskusi tersebut kepada teman di kelas.
Langkah-Langkah penerapan model pembelajaran think pair share pada mata pelajaran matematika pada kompetensi dasar luas dan volume kelas III SD Negeri 03 Kelangdepok sebagai berikut: Pertama, guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi pembelajaran baik berupa narasi cerita, game atau pemutaran video motivasi. Ini penting bahwa guru harus bisa mendorong siswa agar kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan. kemudian, guru mempresentasikan materi dan aturan dari think pair share serta memberikan arahan waktu pada setiap sesi aktivitas model pembelajaran think pair share.
Setelah itu, langkah think (berpikir mandiri). Tanda aktivitas pembelajaran think pair share sudah dilaksanakan adalah ketika guru mempresentasikan materi atau pertanyaan terkait luas dan volume kepada siswa. Pada langkah ini, siswa akan diberi kesempatan waktu untuk berpikir (think time). Di mana waktu tersebut dimanfaatkan untuk menjawab segala pertanyaan yang diberikan secara mandiri. Pada tahap ini guru juga harus memahami kemampuan siswa sebelum memberikan pertanyaan atau materi.
Selanjutnya, langkah pair (berpasangan). Pada langkah ini, guru akan membuat grup belajar berpasangan. Guru memberikan arahan bahwa pembuatan grup belajar bisa teman sebangku atau teman lainnya. Ini agar pembelajaran bisa lebih efisien dan efektif. Selanjutnya siswa akan melakukan diskusi tentang materi, persoalan dan mendapatkan jawaban setelah apa yang telah diutarakan oleh guru.
Setelah itu, langkah share (berbagi). Pada tahap ini siswa akan mengutarakan jawabanya di depan kelas, ini bisa dilakukan secara individu atau dengan grup. Setiap siswa akan mendapatkan nilai sesuai dengan hasil pemikiran yang telah mereka utarakan. Terakhir guru melakukan refleksi pembelajaran untuk mendapatkan kesan pembelajaran dari siswa.
Model pembelajaran think pair share ini bagi penulis sangat membantu dalam menguatkan pemahaman materi kepada siswa. Manfaat lainnya siswa lebih proaktif dalam aktivitas pembelajaran, rasa tanggung jawab siswa bisa terbangun seperti saat menjawab dan mengutarakan sebuah pertanyaan, hubungan antar siswa bisa terbangun, cepat dalam membuat grup belajar karena hanya terdiri dari dua individu atau berpasangan dan rasa percaya diri siswa terbangun. Karena mereka dilatih berbicara di depan kelas. Maka sangat dianjurkan dalam menerapkan model ini, guru bertugas menjadi pembimbing agar segala penemuan dan cipta siswa bisa terarah. Sehingga apa yang mereka temukan dan dapatkan bisa lebih bertanggung jawab. (kj4/ton)
Guru Kelas III SD Negeri 03 Kelangdepok, Bodeh