RADARSEMARANG.COM, Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa SMA. Pembelajaran menulis dapat dipakai untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Selain itu, pembelajaran menulis puisi juga dapat digunakan melatih kreativitas siswa.
Melihat banyaknya manfaat yang diperoleh siswa, seharusnya kegiatan menulis puisi menjadi kegiatan yang diminati siswa. Meskipun dalam kenyataannya, banyak siswa cenderung menghindari pembelajaran menulis puisi.
Menulis puisi itu gampang-gampang susah. Kita harus memiliki kosakata yang banyak untuk membuat puisi terlihat indah. Butuh imajinasi tinggi agar puisi menjadi nyata dan hidup. Pada saat penugasan menulis puisi siswa untuk menyampaikan ide menulis puisinya mengalami kesulitan pada waktu di ruang kelas. Minat menulis kata-kata puitis di kelas X sangat minim untuk diimajinasikan. Mereka mengatakan menulis puisi itu bakat bawaan.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa siswa sulit untuk membuat ide menulis puisi. Tetapi setelah guru memberikan pengarahan cara menulis puisi dengan pengamatan di suatu tempat yang indah contohnya di tambak SMA Negeri Dua Pekalongan, Mereka bisa menuliskan hal yang berkaitan dengan objek sekitar di lingkungan SMA Negeri 2 Pekalongan.
Contohnya terdapat tambak ikan yang sangat indah yang dikelilingi hutan bakau, buat santai juga bisa. Hal ini bisa dibuat referensi yang bagus, karena panorama indah inilah bisa melahirkan kata-kata yang puitis.
Dalam hal ini, permasalahan yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 2 Pekalongan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah apakah dengan eksplorasi jelajah alam sekitar yang berada di kawasan sekolah, peserta didik bisa mengimajinasikan sebuah objek alam sehingga bisa menulis puisi?
Menurut Sayuti (2002:5-6) terdapat beberapa tahapan dalam menulis kreatif puisi yaitu tahap preparasi atau persiapan, tahap verifikasi atau tinjauan secara kritis. Pada tahap persiapan untuk melahirkan tulisan sebuah kata-kata puitis, siswa diajak duduk di dekat tambak ikan di sekolah SMA Negeri 2 Pekalongan.
Setiap lintasan gambar yang menarik dituliskan sebuah kata, dari kata akan menambah perbendaharaan kosa kata untuk referensi sebuah kata-kata yang unik dan bermajas, contoh kelepak elang, ikan menari-nari di atas air, tanaman kangkung yang merambat, hutan bakau kokoh diterpa angin, bisikan rumput yang bergoyang, dayung menyambut semilir angin, angin mengusik, dahan pohon pisang bergoyang dan lain-lain.
Tahap verifikasi adalah tahap menyeleksi kata-kata yang sudah dituliskan berdasarkan pengamatan bersama. Pada tahap verifikasi siswa bisa memilih kata dari referensi gudang kata yang sudah dituliskan. Kemudian ditulis dan dikemas berdasarkan pengalaman pribadi atau suasana hati untuk bisa melahirkan sebuah puisi. Contoh dua siswa yang bernama : 1. Hasna yang sudah bisa merangkaikan sebuah kata, akhirnya bisa membuat puisi sesuai dengan suasana hati yang sedang galau. Puisi ini berjudul.
Kehidupan. Isi puisinya : Aku bagai berenang dalam riap-riap air, Ah, alangkah gembiranya ikan kecil, tidak seperti diriku terbelenggu. Dia lepas dalam kepenatan hidup. Tapi aku bertanya pada dia, Tapi dia diam tak bergerak, terkekang kangkung dalam riap-riap air. 2. Rifan yang sudah berhasil merangkaikan sebuah puisi dengan suasana hati romantic, berjudul Cintaku.
Isi puisinya : kelepak elang yang menjauh. Tolong sampaikan salam rinduku kepada sang ratuku, hati berdesir indah terasa bergelora menyentuh kalbu, angin menyapaku serasa berbisik aku merindukannya.
Setelah kegiatan eksplorasi jelajah alam, siswa ternyata antusias melahirkan sebuah puisi dari rangkaian kegiatan yang menyenangkan tersebut. Mereka mengatakan bahwa kegiatan eksplorasi jelajah alam sangat membantu membuat puisi. Bahkan mereka mengatakan kegiatan tersebut sangat menginspirasi kata-kata untuk melahirkan sebuah puisi. (ks/fth)
Guru SMA Negeri 2 Pekalongan
