RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran kontekstual yang melibatkan aktivitas, kreativitas dan bersifat efektif serta menyenangkan memang perlu dikenal dan dipahami dengan baik oleh para guru. Untuk itu, sebagai guru penulis berusaha memberikan pembelajaran dengan menyenangkan dan aktif.
Pada kelas 1 kurikulum 13 terdapat materi membentuk berbagai bangun datar. Peserta didik belum bisa pensil dan penggaris untuk membentuk bangun datar pada buku. Bahkan untuk membuat garis luruspun masih kesulitan. Dari berbagai hambatan kegiatan belajar tersebut, penulis memanfaatkan media lidi untuk membentuk bangun datar.
Lidi berasal dari pelepah kelapa atau aren. Sekumpulan lidi diikat menjadi sapu lidi. Sapu lidi terdapat di lingkungan sekolah dasar. Maka secara alami lidi telah memenuhi karakteristik media pembelajaran tematik yang pertama, yakni mudah didapat dan dijangkau.
Begitu pula dengan karakteristik kedua, lidi mudah digunakan karena kita akan memanfaatkan bentuk dan sifat alami lidi sebagai media pembelajaran tematik. Lidi biasa digunakan untuk membilang, menjumlah, maupun mengurangi. Juga bisa digunakan sebagai media bangun datar. Lidi dapat disusun menjadi bentuk bangun datar seperti persegi, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, jajar genjang, layang-layang, dan trapesium karena lidi mudah dipotong maupun disusun.
Manfaat media atau alat bantu dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran (Fitri: 2010).
Pada siswa SD kelas bawah pembelajaran masih bersifat abstrak dan memerlukan media atau alat bantu dalam memahami materi pembelajaran. Pada dasarnya anak belajar dari hal-hal yang konkret, sehingga untuk mengetahui konsep-konsep yang abstrak anak memerlukan benda-benda yang riil sebagai perantara atau visualisasinya (Amin: 2010).
Mengenalkan matematika pada anak tidak harus dengan menyodorkan buku latihan. Di sisi lain, banyak pula jenis media yang telah tersedia di lingkungan sekitar yang dapat kita gunakan untuk keperluan pembelajaran, yang diperlukan adalah kemampuan, kejelian dan kreativitas dalam memilih dan mendayagunakan potensi berbagai sumber dan media belajar yang ada di sekeliling kita (Rahadi: 2004).
Langkah-langkah pembelajaran dengan lidi di kelas 1 sebagai berikut : siswa dibentuk kelompok masing-masing lima anak. Pengelompokan ini agar memungkinkan siswa berdiskusi atau memberikan peluang bagi siswa yang tertinggal untuk bertanya kepada teman kelompoknya. Setelah kelompok terbentuk setiap kelompok mengambil 30 lidi.
Tiap kelompok berada di meja secara melingkar kemudian anak diarahkan untuk membuat bentuk bangun datar. Setiap anak membuat satu bangun datar, maka dalam satu kelompok membentuk lima bangun datar.
Kemudian anak ditugaskan untuk menyebutkan nama bangun datar yang telah dibentuknya. Berikutnya, siswa menjelaskan jumlah sisi masing-masing bangun datar dengan cara mengambil sisi-sisinya sekaligus menghitungnya. Khusus untuk bangun persegi Panjang, sisi panjangnya merupakan gabungan dari dua lidi. Sehingga siswa tetap menjawab empat sisi. Bangun yang memungkinkan dibentuk antara lain persegi, persegi panjang segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, layang-layang dan belah ketupat.
Langkah selanjutnya semua anak dalam kelompoknya merapikan lidi yang tadi dibentuk, dilanjutkan membuat bangun berikutnya yang berbeda. Jika tadi anak sudah menjelaskan jumlah sisinya, sekarang menjelaskan jumlah titik sudutnya. Guru memberikan penguatan dengan memberikan bintang pada kelompok yang bekerja dengan cepat dan benar.
Bintang yang didapatkan bisa ditempel pada papan “prestasiku hari ini” di tempat yang disediakan untuk tiap kelompok. Pemanfaatan media lidi ini berhasil meningkatkan motivasi belajar anak dan hasil belajar anakpun memuaskan. (bat2/lis)
Guru SDN Selopajang 03, Kec. Blado, Kabupaten Batang