26.4 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Penggunaan Whatsapp sebagai Media Komunikasi di Sekolah

OLEH : DIAN PERDANA RIATRI, S.PD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Hoy (2013) dalam bukunya Administrasi Pendidikan Theory, Research, Practice di Bab 12 Komunikasi di Sekolah menyatakan bahwa komunikasi adalah proses relasional di mana sumber mengirimkan pesan menggunakan simbol, tanda, dan isyarat kontekstual untuk mengungkapkan makna, agar penerima membangun pemahaman yang serupa, dan untuk mempengaruhi perilaku.

Di sekolah komunikasi memiliki banyak tujuan. Seperti mencapai tujuan organisasi dan memelihara hubungan positif. Komunikasi sulit untuk dipisahkan dari proses administratif lainnya seperti memutuskan, memotivasi, dan memimpin. Melihat pentingnya peran komunikasi di sekolah maka banyak upaya dilakukan sekolah untuk mengusahakan komunikasi yang efektif.

Dalam masa pandemi, media dan model komunikasi telah berubah dan bergeser. Dulu komunikasi bisa dilakukan secara langsung. Tapi sekarang komunikasi banyak dilakukan dengan perantara media.

Aplikasi WhatsApp menjadi kebutuhan yang tidak hanya mendukung pembelajaran, tetapi juga digunakan guru melakukan koordinasi dan diskusi. Tak jarang untuk hal-hal yang sifatnya mendesak dan sulit mengumpulkan orang, pengambilan keputusan bisa dilakukan melalui group WhatsApp. Penggunaan aplikasi ini sebagai sarana komunikasi sekolah pasti menimbulkan hal positif dan hal lain yang perlu diperbaiki.

Dalam survey yang dilakukan tenaga kependidikan dan non kependidikan menunjukkan, sebagian besar guru dan karyawan setuju bahwa whatssApp menjadi media yang paling sering digunakan untuk berkomunikasi. Karena memiliki kelebihan. Melalui whatssApp kita bisa mengirimkan pesan, file (office), gambar, link video, dan video. Selain itu, whatsApp mudah diakses, mudah mengirim pesan, dapat segera direspon, dan efisien dalam waktu, tenaga dan biaya.

Di sisi lain terdapat problematika dalam penggunaan whatsApp dalam komunikasi. Di antaranya karena whattsApp perbincangan terjadi dalam bahasa tulis terkadang menimbulkan salah persepsi, anggota kurang mencermati informasi, banyak potensi terjadi kesalahan pengetikan. Hal-hal tersebut yang dapat memicu kesalahpahaman dalam menerima informasi.

Lebih lanjut para responden merasa sejauh ini penggunaan whatsApp belum cukup untuk melakukan komunikasi. Ada hal-hal yang tidak cukup atau tidak bisa jika hanya dibicarakan melalui perpesanan whatsApp saja. Hal-hal tersebut membutuhkan pembicaraan secara langsung. Topik-topik yang perlu diskusi secara langsung di antaranya pengambilan keputusan dan kebijakan, pengaturan jadwal dan pengajaran, serta permasalahan kinerja pribadi.

Mengacu hal tersebut di atas maka disarankan: 1) Bagi guru dan karyawan dapat menggunakan tata bahasa, singkatan, dan huruf yang sesuai dan diketahui secara umum untuk menghindari kesalahpahaman persepsi. 2) Sekolah tetap perlu mengadakan rapat atau pertemuan. Baik secara daring maupun luring, hal ini mengacu pada bahwa tidak semua hal efektif untuk disampaikan di whatsApp. Sehingga komunikasi yang dibangun bisa benar-benar bagus dan dipahami semua pihak. (igi2/fth)

Guru SD Kristen Satya Wacana


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya