RADARSEMARANG.COM, Materi iklan dipelajari di kelas 5 Tema 3 dan Tema 9. Pembelajaran materi iklan di SD (Sekolah Dasar) tidak akan menarik apabila guru dan siswa kurang bisa bekerja sama. Selain kurangnya kerja sama antara guru dan siswa, cara guru dalam mengajar juga cenderung masih monoton.
Hal tersebut terjadi pula pada siswa kelas V SDN Gulon 5 Salam, Kabupaten Magelang. Tingkat keaktifan siswa kelas V SDN Gulon 5 masih rendah. Guru belum mampu menciptakan pembelajaran berkesan sehingga motivasi belajar siswa kurang. Metode yang digunakan guru diyakini belum mampu mengoptimalkan keaktifan siswa. Maka bagaimana cara untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam materi iklan? Salah satu cara yang diyakini mampu memecahkan masalah tersebut menggunakan bermain peran (role playing).
Model pembelajaran bermain peran penekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indra ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subjek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Metode bermain peran dapat menimbulkan pengalaman belajar. Seperti kemampuan kerja sama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, siswa mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya. Sehingga secara bersama-sama para siswa dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan strategi pemecahan masalah. Pernyataan ini disampaikan oleh Riadi (2019).
Menurut Saefuddin dan Berdiati (2014), metode pembelajaran bermain peran memiliki tujuan sebagai berikut : memberikan pengalaman konkret dari apa yang telah dipelajari, mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran, menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial. Juga menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa, dan menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di balik suatu keinginan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut, maka penerapan bermain peran dalam proses pembelajaran materi iklan dirasa sangat cocok digunakan. Melalui bermain peran, proses pembelajaran akan lebih menyenangkan karena siswa dapat bermain sambil belajar sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Setelah mendapatkan materi iklan dengan metode bermain peran, kelas V SDN Gulon 5 menjadi lebih aktif di kelas. Mereka belajar lebih bersemangat dan hasilnya juga meningkat dibandingkan dengan metode konvensional. (mj/lis)
Guru SDN Gulon 5 Kec. Salam, Kabupaten Magelang