RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) selama ini cenderung terkesan membosankan bagi peserta didik, tidak menarik dan tidak menyenangkan sehingga kurang membangun motivasi peserta didik. Padahal idealnya pembelajaran harus menyentuh ranah kognitif, afeltif, psikomotorik. Bagi peserta didik, PPKn dianggap mata pelajaran yang remeh karena monoton hanya berisi hafalan – hafalan dan membosankan sekaligus bukan materi ujian nasional.
Sebagai guru mata pelajaran PPKn sudah saatnya kita belajar untuk mengatur strategi pembelajaran melalui upaya peningkatan semangat belajar yang sesuai dengan generasi Z masa kini. Perlu adanya perubahan paradigma dari tradisional (pembelajaran satu arah) menjadi terfokus pada siswa dengan aktif mencari informasi sehingga peserta didik lebih mendapatkan rangsangan untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Kita bisa memanfaatkan berbagai media pendukung kegiatan belajar mengajar baik yang berbentuk digital maupun nondigital, juga berbagai metode pembelajaran yang menggugah siswa. Guru dituntut kreatif dengan memanfaatkan media dan lingkungan belajar secara maksimal, peduli dan gaul serta lebih melek teknologi.
Pembelajaran harus menyenangkan agar siswa tidak bosan, apalagi di era kemajuan teknologi informatika saat ini kita harus bisa memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Media pembelajaran PPKn tidak hanya menyentuh aspek pengetahuan namun juga sikap dan perilaku. Pembelajaran yang baik tidak hanya terjadi satu arah tetapi terjadi interaksi dua arah yang baik antara guru dengan peserta didiknya.
Dalam pembelajaran PPKn di kelas, saya mencoba menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yaitu dengan memutar video dokumenter sesuai tema pembelajaran. Bill Nicholas (1991 : 111) merumuskan secara sederhana bahwa video dokumenter adalah upaya menceritakan Kembali sebuah kejadian atau realitas menggunakan fakta dan data. Sebagai sumber belajar bagi peserta didik video dokumenter mempunyai manfaat pada proses pembelajaran terkait dengan tiga hal, yaitu manfaat kognitif, manfaat psikomotorik, manfaat afektif. Video dokumenter yang digunakan dalam pembelajaran PPKn di sini adalah video tentang sejarah perjuangan bangsa yang ada kaitannya denagn tema pembelajaran yang sedang diajarkan.
Sebagai contoh untuk materi PPKn kelas VIII BAB V tentang sumpah pemuda, saya mengajak peserta didik Bersama – sama menonton video dokumenter tentang pelaksanaan sumpah pemuda. Tampak antusias siswa ketika diajak menonton video. Tak lagi kita jumpai siswa yang mengantuk atau asyek mengobrol sendiri. Setelah menonton video tersebut guru bisa memberikan pertanyaan – pertanyaan dan lembar kerja pada peserta didik untuk mengukur sejauh mana pemahaman mereka setelah menonton video tersebut.
Ternyata penggunaan media video dokumenter ini jauh lebih menarik minat belajar karena peserta didik menjadi tidak bosan dengan hanya mendengar ceramah dari gurunya saja. Siswa bisa mendapat informasi langsung dari media elektronik yang ditontonnya. Penggunaan media video dokumenter ini juga berpengaruh terhadap meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari dari antusias mereka untuk menjawab pertanyaan dari guru dan juga dari hasil belajar siswa lebih ada peningkatan. Pemahaman peserta didik terhadap materi juga lebih meningkat karena dengan menonton tayangan video efektifitas pengetahuan yang bisa diserap peserta didik jauh lebih besar sehingga tujuan pembelajaran pada akhirnya bisa tercapai.
Tujuan mata pelajaran PPKn bukan hanya aspek kognitif semata tetapi juga pembentukan karakter peserta didik, termasuk karakter kebangsaan atau nasionalisme. Dengan menonton video dokumenter sejarah perjuangan bangsa tentunya peserta didik bisa menyaksikan langsung bagaimana semangat nasionalisme yang dimiliki para tokoh pejuang bangasa dan diharapkan nilai – nilai nasionalisme ini juga akan tertanam dalam jiwa para peserta didik kita. (igi2/ton)
Guru PPKn SMP N 2 Kerjo Karanganyar