RADARSEMARANG.COM, PADA prinsipnya pembelajaran Biologi merupakan pembelajaran yang menyenangkan karena kajian objeknya konkret, nyata dan ada di lingkungan siswa. Kajian biologi menyangkut mahluk hidup dan kehidupannya, sehingga mudah diamati dan dipelajari.
Akan tetapi, berdasarkan pengamatan penulis dalam proses pembelajaran biologi di kelas, sebagian siswa kurang memiliki motivasi untuk mempelajari materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran menjadi tidak menyenangkan bagi siswa. Hal itu dapat dilihat dari sikap siswa yang kurang bersemangat dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa dalam melakukan aktivitas belajar hanya menerima pengetahuan yang sudah jadi dari guru. Mereka kurang mau berusaha menggali informasi dari berbagai sumber mengenai materi yang akan diajarkan. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil belajarnya yang berdampak terhadap rendahnya kompetensi belajar siswa.
Permasalahan pembelajaran di kelas dapat disebabkan oleh penyajian pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan siswa terlibat baik fisik maupun mental dalam mengembangkan kemampuan untuk membangun pengetahuannya. Siswa kurang termotivasi untuk menggali informasi dari materi yang akan dipelajari. Jika kondisi seperti ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya di kelas, tidak ada tukar informasi, penguasaan kompetensi rendah dan pembelajaran biologi menjadi tidak menyenangkan dan membosankan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu segera melakukan upaya perbaikan desain dan strategi pembelajaran. Sebagaimana model pembelajaran yang dikembangkan oleh Thelan dan Sharan yang dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama dalam pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif.
Selain itu dilakukan pengintegrasian permainan kuis berantai ke dalam proses pembelajaran. Ini merupakan strategi yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Strategi ini diharapkan mampu memotivasi siswa untuk menggali informasi dari berbagai sumber melalui diskusi sebagai bekal untuk mengikuti kuis. Adanya permainan kuis memacu siswa dengan karakteristik akademik rendah (kurang) untuk lebih meningkatkan kompetensinya melalui tutor sebaya dalam kelompok diskusinya, sehingga meningkatkan hasil belajarnya.
Dalam kegiatan berdiskusi kelompok untuk mengonstruksi konsep digunakan Lembar Diskusi Siswa (LDS) yang disusun secara konstruktif, sehingga akan merangsang aktivitas lebih banyak kepada siswa.
Dengan permainan kuis berantai pembelajaran biologi menjadi menyenangkan, siswa lebih aktif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan, karena kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil belajarnya.
Pembelajaran yang mengembangkan diskusi dan kerja kelompok memberikan aktivitas lebih banyak pada siswa. Pernyataan ini didukung pendapat Nasution (2000:92) bahwa metode diskusi, sosiodrama, kerja kelompok, dan laboratorium banyak membangkitkan aktivitas pada anak-anak.
Skenario dari proses pembelajaran yang diintegrasikan dengan permainan kuis berantai sebagai berikut, pertama, guru membagi kelompok dengan anggota 5 siswa yang heterogen secara akademis (ditentukan berdasarkan nilai hasil UH 1), untuk bekerja sama mengeksplorasi materi yang akan didiskusikan, diharapkan semua anggota dapat memahami hasil eksplorasi tiap kelompoknya. Kedua, pada saat proses pembelajaran, guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat penjelasan siswa sudah duduk dalam kelompoknya.
Siswa melakukan diskusi berdasarkan LDS yang telah dibagikan. Selanjutnya guru memberikan kuis berupa pertanyaan berantai yang didesain dalam bentuk permainan adu cepat untuk kembali mengonstruksi dari tiap materi yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu bergantian maju ke depan kelas dalam satu kelompok bersaing dengan siswa yang lainnya dalam kelompok yang berbeda. Di mana masing-masing kelompok akan diberi kesempatan dalam menyelesaikan kuis yang diberikan. Kelompok yang paling tepat dan cepat menyelesaikan permasalahan akan diberi penghargaan. Pada akhir pertemuan, guru memberikan soal evaluasi tertulis materi diskusi tentang virus untuk di selesaikan secara individu dalam kelompok. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok baru untuk topik selanjutnya.
Secara umum pengintegrasian permainan kuis berantai dalam pembelajaran virus dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terjadinya peningkatan hasil belajar dapat disebabkan karena tingkat keterlibatan siswa dalam belajar semakin besar. Keterlibatan yang semakin besar inilah yang membeikan dampak positif bagi perbaikan proses dan hasil belajar siswa. (ks/ida)
Guru SMA Negeri 2 Pekalongan