29 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Serunya Memainkan Wayang Cerita Srikandi

Oleh: Khomsatun Zakia, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kurikulum muatan lokal Provinsi Jawa Tengah pada pembelajaran di Sekolah Dasar adalah bahasa Jawa. Pada kenyataannya secara umum materi bahasa Jawa bagi sebagian besar peserta didik dianggap sangat sulit. Apalagi, tentang pewayangan dan memahami basa krama. Tidak sedikit peserta didik yang cenderung bosan dan enggan untuk mengikuti pembelajaran bahasa Jawa.

Dalam kegiatan pembelajaran terjadi komunikasi antara guru dan peserta didik. Guru sebagai fasilitator setidaknya mampu membawa peserta didik untuk memahami materi. Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya pemanfaatan media.
Media pembelajaran memiliki fungsi di antaranya memperjelas, memudahkan, dan membuat menarik pembelajaran yang disampaikan guru kepada peserta didik. Sehingga, media pembelajaran dapat memotivasi dan mengefisienkan proses belajar.

Menurut Kemp and Dayton (1985) konstribusi media pembelajaran adalah penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar, pembelajaran dapat lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek, kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun diperlukan. Lalu sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan, dan peran guru berubah ke arah yang positif.

Pembelajaran bahasa Jawa tentang cerita pewayangan alangkah baiknya tidak hanya melalui membaca saja. Peserta didik akan lebih tertarik jika cerita pewayangan disajikan dengan media wayang. Saat baru nampak wayang tersebut, dapat menarik perhatian peserta didik. Ditambah lagi dengan memainkannya, maka peserta didik akan lebih fokus dan mudah memahami cerita pewayangan.

Pada kurikulum muatan lokal Provinsi Jawa Tengah, yaitu muatan lokal bahasa Jawa di kelas lima SD terdapat materi tentang cerita “Srikandi Madheg Senapati”. Untuk menambah motivasi peserta didik dalam pembelajaran tersebut, di SDN Sariglagah, Kabupaten Batang mencoba menggunakan wayang. Wayang tersebut dibuat dari kertas yang dibuat sendiri karena di SDN Sariglagah belum tersedia wayang kulit. Peserta didik juga bisa dilibatkan dalam pembuatan wayang kertas tersebut.

Peserta didik menyimak cerita wayang tentang “Srikandhi Madeg Senapati” yang diperagakan guru. Semua diharapkan fokus menyimak. Peragaan wayang dilakukan dengan suara yang berganti-ganti selayaknya dalang. Ditambah dengan iringan musik gamelan dari alat elektronik. Sehingga, peserta didik menjadi tertarik. Peragaan tidak hanya dilakukan oleh guru, namun ada beberapa peserta didik yang memainkannya. Peserta didik yang berani tampil dipersilakan atau ditunjuk untuk memainkan wayang dengan cerita yang sama namun bahasa peserta didik sendiri.

Dalam proses belajar tentang cerita wayang “Srikandi Madeg Senapati” dengan memainkan wayang, peserta didik terlihat tertarik. Sebagian besar dari mereka ingin memegang dan mencoba memainkan wayang tersebut. Bahkan peserta didik yang pendiam pun ingin mencoba memainkannya.
Secara keseluruhan dalam pembelajaran bahasa Jawa tentang cerita “Srikandi Madeg Senapati” dengan memainkan wayang, peserta didik sangat antusias.

Tidak hanya itu, peserta didik juga mengenal tokoh wayang dan karakternya. Saat dievaluasi pun peserta didik mampu memahami dan menguraikan kembali cerita tersebut. Sehingga dapat dikatakan meminkan wayang dalam cerita “Srikandi” menjadi lebih seru. Peserta didik mampu memahami cerita dan dapat mengambil pelajaran atau pesan dari cerita pewayangan tersebut. Keindahan budaya Jawa Tengah pun dapat dirasakan oleh peserta didik. Sehingga mereka tertanam untuk bangga dan ikut melestarikannya. (wa2/lis)

Guru Kelas SDN Sariglagah, Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya