33 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Belajar Pecahan Lebih Mudah dengan Bermain Puzzle

Oleh: Sugeng, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Proses pembelajaran akan menghasilkan suatu perbuahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut beberapa aspek baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan menyangkut sikap (efektif). Pembelajaran matematika menurut Bruner (Hudojo, 2000:56) adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya.

Pecahan merupakan salah satu materi matematika yang menjadi salah satu topik yang mudah untuk diajarakan. Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut.

Pecahan senilai bukanlah topik yang terlalu sulit untuk diajarkan kepada siswa Sekolah Dasar akan tetapi sering kali guru langsung memberikan konsep abstrak sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Sebagai contoh dalam penanaman konsep 1/2 senilai dengan 2/4 guru sering kali langsung mengajarkan agar masing-masing pembilang dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang sama.

Di sinilah guru dituntut agar dapat mencari dan menentukan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran. Karena dengan media yang tidak sesuai akan berpengaruh kepada pemahaman siswa. Bahkan dapat menurunkan motivasi belajar yang akan berakibat berkurangnya minat belajar siswa terhadap matematika terutama tentang pecahan.

Salah satu media yang dapat diterapkan adalah dengan bermain puzzle yang berbentuk lingkaran untuk belajar tentang pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Johorejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal. Media puzzle edukasi merupakan media pembelajaran berupa susunan puzzle pecahan yang dirancang dengan memperhatikan kriteria media visual, kesesuaian materi, warna, bentuk, dan keterpaduan ukuran sehingga dapat menarik perhatian siswa yang digunakan untuk menyampaikan materi pecahan agar tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu meningkatnya pemahaman konsep pada materi pecahan.

Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan media puzzle agar proses pembelajaran dapat berlangsung dan berhasil dengan baik adalah dengan merumuskan tujuan dan memahami karakteristik peserta didik secara tepat dan menyusun perencanaan pembelajaran yang berpusat pada keterlibatan siswa.

Terlebih dahulu siswa membuat puzzle pecahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: siapkan bahan dan potong lingaran pecahan, tempelkan hasil potongan (langkah 1) pada kertas yang yang lain. Hasil langkah 2 digunting sesuai nilai pecahan untuk menjadi kepingan pecahan dan kepingan diberi perekat atau lem dibelakangnya.

Gunting kardus sesuai ukuran kertas lingkaran pecahan, lingkaran pecahan sudah ditempel oleh lem/perekat dan siap untuk digunakan ditempel kepingan-kepingan puzzle (seperti langkah 3) dan angka pecahan juga berupa kepingan puzzle angka pembilang dan penyebut yang di ambil dari bekas kalender.

Dalam proses pembelajaran, siswa bermain puzzle dalam kelompok kecilnya setelah dberikan pemahaman secara klasikal. Guru membimbing siswa dalam kelompok dan siswa mempresentasikan hasil karyanya kepada kelompok lain untuk mendapat tanggapan.

Hasil pembelajaran menunjukkan bermain puzzle dapat memberikan pengalaman nyata yang merangsang aktivitas siswa untuk belajar pecahan. Hal ini dilihat dari peningkatan hasil belajar yang memuaskan, karena 95 persen siswa sudah memenuhi kiteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.

Ini menunjukkan bermain puzzle dapat menumbuhkan sikap positif dan membangkitkan gagasan-gagasan yang bersifat konseptual sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam mendalami materi. Dengan bermain puzzle, siswa menjadi lebih konsentrasi, teliti, sabar dan lebih berfikir matematis. (*/lis)

Guru SDN Johorejo, Kec. Gemuh, Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya