33 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Membaca Permulaan dengan Kartu Huruf

Oleh : Tri Nur Ana Rahayu S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MEMBACA adalah keterampilan yang harus dikuasai anak karena dengan kemampuan membaca yang baik akan mempermudah langkah selanjutnya dalam pembelajaran. Jo Lioe Tjoe (2013) menyebutkan bahwa pelajaran membaca merupakan dasar bagi seseorang untuk mengenyam pendidikan dan sangat menentukan keberhasilan anak untuk belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, kemampuan membaca anak harus ditingkatkan semenjak anak memasuki kelas 1 SD.

Kemampuan membaca memerlukan proses yang sangat panjang. Belajar membaca bisa dilakukan sejak mereka sudah mempunyai keinginan mengetahui segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Tetapi keterampilan membaca tidak muncul begitu saja, melainkan melewati beberapa tahapan selama perjalanan tumbuh kembang peserta didik. Pada usia 1-3 tahun anak mulai mengerti apa yang dibacakan oleh orang tuanya. Usia 4-5 anak sudah mulai bisa diajarkan membaca dengan mengenalkan huruf dan angka. Usia 6 -7 tahun menginjak anak usia sekolah, biasanya sudah mempunyai kemampuan untuk belajar membaca.

Sebagai seorang guru kelas 1 di SDN Salatiga 03, hal yang perlu dilakukan adalah mengajar membaca permulaan dengan cara mengenalkan huruf, baik vokal maupun konsonan, mengenalkan bunyi huruf vokal dan konsonan, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata, dan menyusun kata menjadi kalimat. Penelitian yang dilakukan Choirun Nisak Aulina (2012) menyebutkan bahwa kemampuan membaca anak akan cepat meningkat jika melibatkan permainan di dalamnya. Karena siswa kelas 1 masih suka bermain, maka guru menggunakan kartu huruf di dalam mengajarkan membaca permulaan, agar menarik bagi siswa. Kartu huruf adalah kumpulan kartu berukuran 2×3 cm, yang di dalamnya berisi masing-masing satu huruf.

Cara mengenalkan huruf pada siswa bisa kita awali dengan membagi kartu huruf. Setelah itu kita bisa mengambil salah satu kartu dan meminta siswa untuk mengucapkan bunyi huruf yang kita tunjukkan. Hal tersebut bisa dilakukan secara berulang-ulang agar siswa bisa membedakan macam-macam huruf dan bunyinya. Langkah selanjutnya adalah mengajak siswa untuk mengambil kartu huruf konsunan ditambah vokal, kemudian diucapkan bunyinya. Hal tersebut bertujuan untuk mengajarkan siswa menggabungkan huruf vokal dan konsonan, agar menjadi suku kata.

Tahap berikutnya adalah meminta siswa untuk mengucapkan suku kata pertama yang dilanjutkan dengan suku kata berikutnya. Contohnya, ka ki, pa ku, atau yang lainnya. Langkah ini dilakukan oleh siswa di atas meja mereka masing-masing, agar kelas tetap terkendali. Selanjutnya, guru menuliskan apa yang diucapkan oleh beberapa siswa di papan tulis, untuk menunjukkan pada siswa yang lain. Sambil bermain, para siswa sudah bisa menyusun dua suku kata menjadi kata dan juga bisa membacanya. Agar tidak bosan untuk belajar, siswa diberi tugas untuk membuat kalimat sederhana dengan menggunakan kartu huruf kemudian membacanya secara bergantian.

Kelebihan menggunakan kartu huruf adalah membantu anak mengenal huruf dengan mudah, sehingga memperlancar kemampuan anak untuk membaca. Kartu huruf juga dapat memotivasi belajar anak secara aktif dan percaya diri. Namun, belajar dengan menggunakan kartu huruf ini juga masih memiliki kekurangan. Ukurannya yang cukup kecil akan membuat kartu ini mudah berserakan di sekitar siswa. Hal ini juga membuat beberapa siswa kesulitan dalam mencari kartu huruf.

Terlepas dari kelebihan kekurangan yang dimilikinya, kartu huruf ini cukup efektif dalam membantu siswa untuk belajar membaca permulaan. Hal ini dikarenakan siswa kelas 1 masih dalam tahap berpikir konkret, yang membuat mereka lebih nyaman jika merasakan secara langsung pembelajaran yang mereka lakukan. (ks/ida)

Guru SDN Salatiga 03


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya