32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Membentuk Profil Pelajar Pancasila dengan Pembelajaran PJOK

Oleh : Mualim, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan mengubah pola pembelajaran yang semula di sekolah menjadi pembelajaran di rumah. Hal ini berakibat pada perubahan karakter peserta didik. Karena anak hanya berhadapan dengan handphone atau laptop. Tidak bertatap muka langsung dengan pendidik yang bisa mentransfer nilai-nilai luhur seperti berdoa sebelum pembelajaran, dan saling sapa.

Hal ini dapat dilihat ketika anak-anak dihadapkan pembelajaran luring kadang tidak menyapa gurunya. Ada juga anak tidak hapal guru pengampu. Hal ini jika dibiarkan akan menghilangkan nilai-nilai luhur. Dengan melihat fenomena tersebut pemerintah berinisiatif membentuk profil pelajar Pancasila. Diharapkan pelajar mempunyai sifat dan karakter seperti sila-sila dalam Pancasila.

Profil menurut Kamus Bahasan Indonessia edisi terbaru mempunyai arti : pandangan dari samping, (tentang wajah dsb); lukisan gambar dari samping; grafik yang memberikan fakta tentang ha-hal khusus. Pelajar mempunyai arti anak sekolah (terutama pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan); anak didik; murid; siswa.

Sedangkan Pancasila menurut Muhammad Yamin, berasal dari kata ‘panca’ yang berarti lima dan ‘sila’ yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Maka profil pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Profil pelajar Pancasila sesuai visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024:

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:

Profil pelajar Pancasila dapat dikembangkan melalui pembelajaran PJOK. Yakni pertama beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia diimplementasikan dengan sebelum dan setelah pelajaran PJOK dilakukan doa yang dipimpin guru. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: akhlak beragama; akhlak pribadi; akhlak kepada manusia; akhlak kepada alam; dan akhlak bernegara.

Kedua, berkebhinnekaan global dengan cara kegiatan pekan olah pelajar baik di tingkat daerah maupun nasional. Disamping untuk mencapai prestasi juga diharapkan mempunyai rasa nasionalisme tinggi. Pada saat bertanding berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan terbentuknya budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Ketiga, bergotong royong. Dibentuk dalam olahraga yang sifatnya permainan. Contoh sepak bola, bola basket, bola voli. Tanpa gotong royong yang baik kemenangan tidak akan tercapai. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

Keempat mandiri. Biasanya olah raga yang bersifaf perorangan seperti pada cabang atletik yang membutuhkan kemandirian agar dapat memenangkan perlombaan. Elemen kuncinya, kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

Kelima bernalar kritis. Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memeroleh dan memroses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.

Keenam kreatif. Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Sifat ini akan terbentuk dalam permainan bulutangkis. Pelajar harus kreatif untuk dapat menempatkan bola agar dapat mendapatkan nilai atau poin yang dapat memenangkan pertandingan. Pelajar memerlukan kreativitas tinggi. (mj/lis)

Guru PJOK SMAN 1 Dukun, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya