RADARSEMARANG.COM, Keterlibatan orang tua di TK PDK II Ngadirejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung dalam kegiatan pembelajaran parenting sangat penting untuk mewujudkan pembelajaran yang optimal di masa usia emas anak. Agar orang tua tidak sepenuhnya berharap pada lembaga PAUD saja untuk mendidik anaknya, tetapi kontribusi orang tua juga sangat diperlukan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Pelaksanaan pendidikan dengan memberdayakan orang tua merupakan solusi yang baik guna meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.
Menurut Moeslichatoen (2003) karakteristik tujuan kegiatan di pendidikan anak usia dini biasanya diarahkan pada pengembangan kreativitas, pengembangan bahasa, pengembangan emosi, pengembangan motorik dan pengembangan nilai serta pengembangan sikap dan nilai. Hal tersebut dilandasi oleh latar belakang PAUD yang memiliki kecenderungan selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicara.
Fenomena model parenting di lembaga TK PDK II Ngadirejo selama ini adalah masih sebagian kecil orang tua berperan ikut serta mendampingi anak dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu, adanya kebiasaan orang tua mengasuh dan mendidik anak kurang baik. Seperti memarahi anak, terlalu memanjakan, kurang menumbuhkan keberanian kepada anaknya. Orang tua kadang memberikan contoh perkataan yang kurang baik dan tidak pantas ditiru oleh anak.
Bahkan masih ada orang tua yang kurang memperhatikan perilaku anak. Hal tersebut ditunjukkan orang tua jarang mengikuti kegiatan konsultasi dengan guru untuk memantau perkembangan dan perilaku anak. Serta masih ada orang tua yang tidak memantau perkembangan kemampuan anak saat di rumah.
Tujuan dan manfaat parenting menurut (Papalia, 2010) antara lain membantu anak memiliki kepercayaan diri yang positif melalui sikap positif dan penuh kasih sayang orang tua, mengharmoniskan hubungan anak dan orang tua melalui perhatian lebih saat anak mengikuti aturan, memberi bantuan, dan menunjukkan afeksi (sikap), dan membentuk disiplin pada anak melalui pengajaran orang tua dengan konsisten dan konsekuensi yang jelas. Anak yang memiliki konsep diri (self concept), berarti citra total diri sendiri sudah ada dimana konsep tersebut adalah apa.
Pelaksanaan model parenting ini sudah sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, moral dan keterampilan.
Model parenting menurut Brooks (2001) yaitu bentuk kegiatan informal yang dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak di kelompok bermain dan di rumah. Parenting bukan sesuatu yang baru namun juga tidak banyak yang mampu menyelenggarakannya. Sehingga penting untuk dikaji dari konsep teoritis tentang manajemen model parenting pada pendidikan anak usia dini, mengingat kegiatan ini sangat bermanfaat dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara maksimal.
Parenting sebagai proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak-anak mereka meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut: memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), dan melindungi (protecting) anak-anak ketika mereka tumbuh berkembang (Direktorat Pembinaan PAUD, 2014).
Pembelajaran model model parenting untuk pengembangan karakter anak usia dini dalam penyajiannya dibutuhkan peran guru di TK PDK II Ngadirejo dalam memilih dan menentukan alat pembelajaran sehingga dapat dikatakan “gampang-gampang susah”. Hal yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan alat pembelajaran yang sesuai yang harus disampaikan kepada grup parenting di sekolah TK PDK II Ngadirejo. Semua kegiatan yang dikemas dengan tujuan untuk mengembangkan karakter anak usia dini. Model pembelajaran parenting untuk mengembangkan karakter anak usia dini. (*/lis)
Guru TK PDK II Ngadirejo, Kec. Ngadirejo Kabupaten Temanggung