RADARSEMARANG.COM, Kembalinya proses pembelajaran secara daring seolah mengembalikan permasalahan sebelumnya di mana aktivitas pembelajaran menurun karena kurangnya motivasi belajar. Kondisi demikian terjadi di SMAN 1 Ambarawa. Sebagian peserta didik jarang mengikuti pembelajaran kelas daring dan sebagian lain tidak seaktif saat mereka mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Hal ini juga terjadi pada saat siswa kelas X belajar bahasa Inggris dengan kompetensi dasar Historical Recount. Dalam materi unsur kebahasaannya, siswa belajar tentang past tense. Di sini siswa akan belajar mengenali dan menyusun pola kalimat berkonteks waktu lampau. Kondisi yang muncul adalah siswa tidak termotivasi belajar dengan metode daring apalagi materinya adalah tata bahasa. Tingkat partisipasi dalam kelas maya menurun.
Untuk mengatasi kondisi ini, dibutuhkan variasi model pembelajaran atau ide kreatif seperti yang disampaikan oleh Akhmad Sudrajat (https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/11/tips-memotivasi-siswa-untuk-belajar/). Pemberian reward/penghargaan merupakan salah satu bentuk motivasi belajar yang diberikan guru (Sardiman, 2014). Penghargaan bisa bervariasi, salah satunya adalah sertifikat. Selain itu variasi pembelajaran dengan game serta metode peer teaching (tutor sebaya) diharapkan dapat mendukung peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-6 siswa. Setiap kelompok sudah disiapkan satu siswa yang mempunyai kemampuan akademis lebih. Siswa tersebut akan menjadi tutor yang akan membantu teman atau menjadi narasumber dalam kelompoknya. Kemudian mereka membuat grup dalam WhatsApp sebagai media berdiskusi atau kegiatan tutorial. Sebagai pemanasan siswa bermain game berbentuk crossword puzzle untuk mengenali kata kerja beraturan dan tidak beraturan yang menjadi ciri khas kata kerja dalam past tense. Siswa sudah bisa mulai berdiskusi dan berbagi jawaban dalam masing-masing kelompok dipandu oleh tutor baik melalui obrolan maupun pesan suara di WhatsApp.
Selanjutnya siswa diberi materi ajar dari beberapa link youtube. Siswa diminta untuk mengenali dan memahami penyusunan pola kalimat past tense termasuk keterangan waktunya. Disini tutor setiap kelompok berperan untuk membantu anggota kelompoknya untuk memahami materi tersebut. Mereka tetap berdiskusi dan tutor menjelaskan hal-hal yang belum bisa dipahami anggotanya melalui grup WhatsApp. Jika kelompok dalam proses tutorial mengalami kesulitan, tutor dapat menanyakan kepada guru secara daring melalui grup WhatsApp kelas dan guru akan membantu memberikan pemecahan masalah.
Kegiatan belajar selanjutnya adalah berlatih mengerjakan soal secara kelompok. Soal ini dikerjakan melalui diskusi dalam kelompok dan tutor masih bisa membantu anggotanya dan membahas jawaban yang tepat dari soal-soal tersebut. Berikutnya evaluasi dilakukan secara individu melalui kuis daring yang dikerjakan dalam kurun waktu tertentu. Setiap siswa yang telah menyelesaikan kuis daring akan langsung mendapatkan penghargaan berupa sertifikat daring dengan hasil atau nilai yang sudah tertulis di sertifikat tersebut.
Sertifikat kemudian diunduh dan dikirimkan ke grup WhatsApp kelas sebagai bukti bahwa siswa tersebut telah menyelesaikan kuis. Penghargaan berikutnya akan diberikan oleh guru kepada kelompok yang mendapatkan rerata atau jumlah nilai tertinggi dari seluruh nilai anggota kelompok. Penghargaan tersebut berupa sertifikat dengan predikat kelompok terbaik.
Terbukti dengan pemberian sertifikat dapat meningkatkan aktivitas dan kehadiran siswa dalam pembelajaran jarak jauh secara daring. Selain itu proses pembelajaran juga mangkus dan sangkil dengan bantuan tutor sebaya. (igi1/ton)
Guru SMAN 1 Ambarawa, Kab. Semarang