RADARSEMARANG.COM, Lempar cakram merupakan satu di antara nomor lempar dalam cabang atletik dan juga termasuk dalam sebuah materi yang diajarkan di sekolah. Menurut Sunadi (2013) (http://materipenjasorkes.blogspot.com /2013/02/teknik-lemparcakram-discus-throw.html), lempar cakram adalah salah satu bagian dari cabang atletik nomor lempar. Lempar cakram bertujuan melemparkan benda berbentuk bulat pipih (cakram) sejauh-jauhnya menggunakan teknik lempar cakram yang benar. Jadi, dalam pembelajaran lempar cakram peserta didik diharapkan mampu mempraktikkan beberapa teknik dalam lempar cakram.
Pada mata pelajaran PJOK materi atletik cabang lempar cakram termasuk materi yang kurang disukai peserta didik. Karena bentuk alatnya yang berbahaya, menggunakan benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan dengan diameter 22 cm berat 1,5 untuk putra dan diameter 18 cm dengan berat 1 kg untuk putri.
Selain itu jumlah alat terbatas dengan perbandingan 1 alat untuk 5 siswa membuat siswa kurang tertarik bergantian dalam memakai alatnya. Ditambah lapangan yang tersedia di sekolah hanya lapangan basket yang beralaskan beton sehingga kurang mendukung proses pembelajaran lempar cakram.
Guru dituntut aktif, kreatif, dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Seperti yang tercantum dalam UU RI No 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 2A: “Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis”.
Untuk itu seorang guru dapat menggunakan, memanfaatkan, mengembangkan atau bahkan memodifikasi sarana sesuai situasi dan kondisi sekolah. Dewasa ini, ruang gerak peserta didik untuk beraktivitas fisik semakin berkurang, apalagi untuk melakukan kegiatan olahraga kecabangan, maka dengan pendekatan konvensional, pemberian gerak dasar maupun gerak dasar dominan harus banyak dilakukan, seperti jalan, lari, lompat dan lempar.
Dengan permasalahan di atas, dengan mengadakan, memperbanyak dan modifikasi alat pembelajaran merupakan cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar lempar cakram gaya menyamping. Tujuannya, untuk memberdayakan anak, agar bisa lebih banyak bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa kehilangan esensi PJOK itu sendiri.
Penggunaan gelang elastis (gelastis) ban bekas sepeda dirasa sangat tepat selain mudah didapat dan tidak perlu biaya. Siswa sudah merasa senang saat melihat alat alternatif yang digunakan. Ada 2 gaya melempar cakram yaitu gaya membelakangi dan gaya menyamping sektor lemparan. Sebelumnya siswa belajar memegang cakram, awalan dan melempar cakram dengan gaya tersebut di atas, serta gerak ikutan. Gelastis ban bekas sepeda memiliki diameter yang lebih lebar namun sangat membantu dalam mengenalkan cara melempar yang benar dengan gaya samping maupun gaya membelakangi sektor lemparan. Karena jika memakai cakram peserta didik sering salah saat melempar cakram dan guru cenderung kesulitan membetulkan dan membutuhkan waktu yang lama. Namun jika memakai gelastis ban bekas sepeda peserta didik cenderung tidak takut melempar dengan teknik yang benar dan dapat melempar sejauh-jauhnya. Peserta didik juga termotivasi untuk bisa melampaui lemparan temannya dengan memakai gaya yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Muntian, Kabupaten Magelang pada materi lempar cakram dengan alat alternatif gelastis ban bekas sepeda berlangsung dinamis dan menyenangkan. Dapat membantu meningkatkan motivasi belajar lempar cakram karena disamping alatnya yang mudah didapat, tidak berbahaya, peserta didik melakukan lemparan berulang-ulang tanpa harus bergantian. Karakter peserta didik tanggung jawab, percaya diri, kompetitif, dan semangat juga meningkat di setiap pertemuan. Hasil belajar peserta didik terutama gerak spesifik lempar cakram, juga menunjukkan hasil signifikan. (mj/lis)
Guru PJOK SMPN 1 Muntilan, Kabupaten Magelang