RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN matematika di kelas hendaknya memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk dapat melatih dan mengembangkan kemampuan representasi matematis sebagai bagian yang penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kemampuan representasi matematis untuk mendorong siswa menemukan dan membuat alat atau cara berpikir dalam mengomunikasikan ide/gagasan matematika. Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang menunjang kompetensi-kompetensi lainnya. Jika siswa gagal melakukan representasi dalam berbagai bentuk (visual, persamaan matematis, dan kata-kata), maka sangat mungkin ia kurang paham tentang matematika.
Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda untuk mengonstruksi pengetahuannya. Dalam hal ini, sangat memungkinkan bagi siswa untuk mencoba berbagai macam representasi dalam memahami suatu konsep. Selain itu representasi juga berperan dalam proses penyelesaian masalah matematis. Sebagaimana dinyatakan Brenner bahwa proses pemecahan masalah yang sukses bergantung kepada keterampilan merepresentasi masalah seperti mengkonstruksi dan menggunakan representasi matematik di dalam kata-kata, grafik, tabel, dan persamaan-persamaan, penyelesaian dan manipulasi simbol.
Hutagaol (2013) menyatakan bahwa terdapat permasalahan dalam penyampaian materi yang menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan representasi matematis yaitu siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menghadirkan representasinya sendiri. Fungsi representasi yang dihasilkan siswa dalam belajar matematika dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada guru mengenai bagaimana siswa berpikir mengenai suatu konteks atau ide matematika, memberikan informasi tentang pola dan kecenderungan (trend) diantara siswa, dan digunakan oleh guru dan siswa sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
Mengembangkan kemampuan matematik siswa, lingkungan belajar harus diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam banyak kegiatan matematika yang bermanfaat (Henningsen & Stein, 1997). Dalam meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa, diperlukan suatu pembelajaran yang aktif agar siswa terlibat dalam merepresentasikan pemahamanya. Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Siswa yang belajar dengan pembelajaran PBL kemampuan memecahkan masalah, mengkaji, menduga, hingga membuat kesimpulan berkembang dengan baik dibanding siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Kegiatan siswa dalam pembelajaran PBL diharapkan dapat berlangsung optimal manakala dilengkapi dengan hands on activity siswa. Hands on activity merupakan suatu aktivitas yang berpusat pada bahan, kegiatan manipulatif dan kegiatan praktis. Raviv (2004) menyatakan bahwa hands on activity merupakan suatu kegiatan yang berbasis tim, hubungan antar-perseorangan, tetapi juga mengedepankan aktivitas individual yang mendorong peningkatan pemikiran-pemikiran kreatif anak. Hal senada juga dinyatakan Kartono (2010: 23) bahwa hands on activity dirancang untuk melibatkan anak dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri.
Kegiatan dalam hands on activity akan membantu siswa lebih memahami dunia disekitar mereka. Gokalp & Sharma (2010) menyatakan bahwa menggunakan hands on activity membantu guru membuat kegiatan pembelajaran lebih menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Melalui hands on activity akan terbentuk suatu penghayatan secara mendalam terhadap apa yang dipelajari dan pengalaman untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis sebagai kemampuan kognitif siswa. Sehingga apa yang diperoleh siswa tidak mudah dilupakan karena siswa memperoleh pengetahuan tersebut secara langsung melalui pengalaman sendiri. (wa2/ida)
Guru Matematika SMAN 1 Wonotunggal, Kabupaten Batang