29.1 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Bangkitkan Motivasi Belajar PPKn dengan Metode Role Playing

Oleh : Mochamad Ardiek S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, TUJUAN pembelajaran PPKn adalah untuk menjadikan siswa menghargai dan menilai setiap orang dan masyarakat disekitarnya, tujuan tersebut harus dimiliki oleh siswa. Dalam proses belajar selama ini guru sering menggunakan metode konvensional, yaitu guru mendominasi sedangkan siswa pendengar, pasif, dan tidak bergairah kemudian membosankan. Hal ini berakibat menurunnya motivasi siswa untuk mempelajari materi PPKn sehingga hasil belajarnya menjadi tidak maxsimal.

Motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, perlu diadakan pemilihan metode pembelajaran yang tepat, supaya siswa lebih menghayati materi pembelajaran dan termotivasi untuk belajar. Metode yang tepat adalah metode Role Playing (bermain peran), karena metode ini dapat meningkatkan keaktifan siswa, sehingga motivasi siswa untuk mempelajari materi PPKn menjadi meningkat, yang pada akhirnya hasil belajarnya akan maxsimal dan baik.

Menurut Jumanta Hamdayama (2014:189) bermain peran merupakan pembelajarn untuk menghadirkan peran–peran yang ada dalam dunianya ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta didik memberikan penilaian terhadap pelajaran yang sudah dilaksanakan.

Langkah–langkah dalam metode Role Plying adalah sebagai berikut, pertama, guru membuat skenario yang akan dimainkan dalam kelas, siswa membuat grup atau kelompok, guru menerangkan tentang kometensi yang akan dicapai ada pembelajaran dengan bermain peran. Selanjutnya siswa dalam grup memperagakan sebuah peran sesuai sekenario yang sudah dibuat, siswa yang berada di grup lain mengamati kinerja siswa yang sedang mempertunjukkan perannya, berikutnya grup belajar diminta untuk membuat dan mempresentasikan kesimpulan yang berdasarkan skenario yang telah dimainkan oleh grup lain. Terakhir, guru membuat kesimpulan dari aktivitas pembelajaran tersebut dan menyampaikan kepada siswa.

Bermain peran pada siswa merupakan salah satu sarana untuk belajar, melalui kegiatan tersebut siswa bermain sesuai dengan peran nya masing–masing dan dilakukan dengan menyenangkan. Dengan dilakukan dengan menyenangkan maka siswa termotivasi untuk memelajari materi PPKn dengan sungguh–sungguh.
Setelah penulis menggunakan metode role playing, siswa di SMAN 1 Wonotunggal mengikuti dengan senang dan antusias.

Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa untuk mempelajari materi PPKn meningkat. Siswa berusaha menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang kaya, baik pengalaman dengan dirinya sendiri, teman sekelasnya, maupun dengan lingkungan sekitarnya. Kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar siswa dapat menilai hasil peran yang dilakukan.

Role playing juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa karena dalam bermain peran siswa diharuskan untuk trampil berbicara kepada peran lainnya. Penanaman dan pengembangan aspek nilai, moral, dan sikap siswa, akan lebih mudah dicapai apabila siswa mengalami (memerankan) peran tertentu dari pada hanya mendengarkan saja. Pengalaman ini akan lebih membekas pada diri siswa dari pada hanya mendengarkan saja. (wa2/ida)

Guru PPKn SMAN 1 Wonotunggal, Kabupaten Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya