28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Tingkatkan Pembelajaran Room Service dengan Model Role Playing

Oleh : Sabtiyati Tricahyawati S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, KOMPETENSI dasar pelayanan makan dan minum di kamar tamu (room service) merupakan kompetensi yang penting bagi siswa SMK, khususnya bagi program keahlian Tata Boga. Kompetensi keahlian ini diberikan pada siswa kelas XI sebagai bekal ketika siswa nanti akan magang di hotel maupun bekerja di hotel. Pada kompetensi ini, siswa diajarkan dan dilatih bagaimana menerima panggilan telepon, melakukan taking order (order taker), melakukan untuk makan dan minum di kamar tamu (room service) sesuai dengan prosedur kerja. Room service merupakan sistem pelayanan makanaan dan minum di hotel yang mana makanan dan minuman yang dipesan tamu akan diantar dan dinikmati dalam kamar.

Banyak faktor terjadinya kesulitan siswa dalam pembelajaran praktik pada materi pelayanan makan dan minum di kamar tamu (room service) tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan di antaranya karena siswa masih belum paham dengan istilah-istilah yang diajarkan dan terbatasnya pengetahuan siswa terhadap materi praktik yang biasanya dilakukan oleh waiter sebagai petugas pelayanan makan dan minum di sebuah hotel. Siswa mengetahui secara teori pelayanan makan dan minum di kamar, namum belum memiliki gambaran jelas prosedur menerima panggilan telepon, melakukan taking order dan layanan makanan dan minum di hotel yang harus dikerjakan.

Materi melakukan layanan makan dan minum di kamar tamu (room service) di SMKN 1 Salatiga menggunakan model dan pendekatan kurang tepat dan menjadi siswa kurang memahami materi tersebut karena guru masih menerapkan model ceramah sehingga keterampilan siswa dalam mempraktikkan konsep yang dipelajari kurang. Dengan demikian dirasakan pembelajaran tidak bermanfaat, tidak menarik, dan membosankan.

Untuk meningkatkan hasil pembelajaran kompetensi dasar pelayanan makanan dan minuman di kamar tamu (room service) diperlukan model pembelajaran yang tepat agar mampu mempraktikkan konsep layanan makanan dan minum di kamar tamu (room service). Salah satu model pembelajaran inovatif yang penulis lakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran (role playing) dimana siswa langsung memerankan suatu tokoh yang ada dalam materi.

Uno (2012) menuliskan model pembelajaran bermain peran atau role playing ini dipelopori oleh George Shaftel yang memiliki asumsi bahwa dengan bermain peran siswa akan mendapatkan dorongan untuk mengekpresikan perasaan serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterrlibatan spontan yang disertai analisis pada situassi permasalahan keidupan nyata. Model pembelajaran role playing menurut para ahli lainnya antara lain diungkapkan oleh Djamarah (2010) yang mengatakan, model role playing (berrmain peran) dapat dikatakan sama dengan sosiodrama, yang pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Bermaian peran atau role playing pada prinsipnya merupakan pembelajaran peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar siswa dapat memberikan penilaian terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangaan peran-peran tersebut.

Langkah-langkah bermain peran (role playing) sebagai berikut, pertama, menghangatkan suasana dan memotivasi siswa. Dalam tahap ini dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar tertarik pada masalah karena tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan. Kedua, memilih peran. Memilih peran dalam pembelajaran tahap ini siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. Ketiga, menata ruang praktik. Guru dengan siswa mendiskusikan di mana dan bagaimana peran tersebut akan dimainkan serta apa saja kebutuhan peralatan dan bahan yang akan diperlukan. Keempat, menyiapkan pengamat. Guru menunjuk siswa sebagai pengamat, sebagai pengamat siswa juga harus terlibat aktif dalam bermain peran. Kelima, pemeranan. Pada tahap ini para siswa mulai berekasi spontan, sesuai dengan peran masing-masing. Keenam, diskusi dan evaluasi. Pada tahap ini guru bersama dengan siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang telah dilakukan. Ketujuh, membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan. Siswa saling mengemukanan pengalaman tentang tema permainan peran yang telah dilakukan dan dilanjutkan membuat kesimpulan.

Dengan penerapan model pembelajaran role playing pada mata pelajaran Tata Hidang pada kompetensi dasar pelayanan makanan dan minuman dikamar tamu (room service) diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. (igi1/ida)

Guru Produktif Mapel Tata Hidang SMKN 1 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya