RADARSEMARANG.COM, Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam. Sehingga menjadi manusia yang terus berkembang dalam keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara serta dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi (GBPP PAI, 1994).
Tetapi ruang lingkup materi pembelajaran di sekolah dasar sangat luas. Tidak hanya ketauhidan, ibadah, muamalah dan budi pekerti saja. Masih banyak yang lain. Pada saat proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V Semester 2 SDN 1 Penyangkringan tahun 2021/2022 terutama pada KD 3.13 Memahami kisah keteladanan Nabi Sulaiman As, guru memegang peranan utama dalam pembelajaran. Selama ini guru menggunakan metode ceramah, membaca buku paket, guru kurang melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran terasa melelahkan. Karena siswa dituntut guru untuk memahami banyak materi.
Hal ini dialami penulis yang menyebabkan siswa kelas V Semester 2 SD Negeri 1 Penyangkringan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal Tahun 2021/2022 kesulitan mengingat tentang kisah dan keteladanan para nabi yang sudah diajarkan guru. Setiap kali pembelajaran berlangsung siswa kelihatan bosan, tidak bersemangat. Saat dilaksanakan evaluasi hasil pembelajaran tidak sesuai harapan.
Masalah tersebut muncul karena metode pembelajaran yang digunakan kurang menantang siswa. Apalagi di masa PTM Terbatas. Dengan keterbatasan waktu proses pembelajaran hanya penyelesaian materi siswa dijadikan objek pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak bermakna bagi siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode dengan “Lomba bercerita”. Lomba Bercerita dapat menarik perhatian siswa, serta mampu menyampaikan suatu pesan dengan baik. Namun sebenarnya lomba itu hanya kemasan saja tetapi fokusnya adalah metode bercerita.
Metode bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberi pengalaman belajar kepada anak. Cerita yang disampaikan harus mengandung pesan, nasihat, dan informasi yang dapat ditangkap anak. Sehingga anak dapat dengan mudah memahami cerita serta meneladani hal-hal baik yang terkandung di dalam isi cerita yang telah disampaikan. Menurut Gunarti dkk (2008), bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka. Yang bisa dilakukan secara lisan dan tertulis dan merupakan sebuah metode dari suatu kegiatan pengembangan yang ditandai dengan pendidik memberikan pengalaman belajar kepada anak melalui pembacaan cerita secara lisan. Pelaksanaan metode lomba bercerita sangat menantang bagi siswa. Siswa dituntut untuk bisa menghafal dan menghayati materi yang diajarkan.
Langkah-langkah pelaksanaan metode lomba bercerita adalah, 1) Guru memberi contoh bercerita yang baik tentang materi kisah Nabi Sulaiman As. 2) Guru meminta siswa mengikuti lomba bercerita kisah nabi. 3) Siswa diberi tugas menghafal materi dalam waktu satu minggu. 4) Pelaksanaan lomba bercerita di kelas dengan bantuan guru lain agar lebih semangat. 5) Penentuan juara. 6) Pemberian reward.
Pelaksanaan metode bercerita mampu meningkatkan motivasi belajar, membuat siswa tertantang untuk bisa memahami materi. Oleh karena itu keterampilan mengajar menjadi salah satu indikasi keberhasilan peningkatan belajar siswa. Tidak kalah penting adalah perubahan perilaku siswa menjadi lebih berkarakter. (kd/fth)
Guru SDN 1 Penyangkringan Weleri Kendal