RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pembelajaran penting untuk membentuk dan menumbuhkan perilaku keagamaan dan karakter peserta didik. Moralitas dan agama adalah salah satu dimensi paling penting dalam kehidupan setiap orang. Tingkat perkembangan moral akan mempengaruhi kehidupan setiap orang (Ahmadi,2013:14).
Di sekolah umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, serta pengamalan peserta didik terhadap ajaran Islam. Sehingga menjadi muslim bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara ( Wahyudi dan Lilis, 2017:27).
Permasalahan pendidikan zaman sekarang adalah banyaknya peserta didik mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar. Ditunjukkan kurangnya motivasi belajar dan rendahnya hasil belajar. Banyak peserta didik mengeluh dan bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru merasa kesulitan memahamkan materi kepada para siswa terutama aspek Alquran pada materi tajwid. Ini didukung hasil belajar, untuk materi ini daya serapnya tidak lebih 69 persen. Dari gambaran tersebut sama dengan apa yang disampaikan Buchari Alma (2008:21) perlu adanya tindakan yang diterapkan dengan harapan siswa lebih bisa memahami materi tajwid. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah penerapan pembelajaran lebih mengutamakan cara menarik dan lebih merangsang bagi siswa. Sehingga siswa aktif mengembangkan potensinya secara maksimal. Yakni dengan penerapan pembelajaran Index Card Match. Model pembelajaran ini bisa membuat siswa aktif dan bersungguh sungguh dalam memecahkan masalah khususnya materi Tajwid dan Alquran.
Menurut Kurniawati Euis ( 2009 : 154 ) Index Card Match adalah bentuk pembelajaran yang digunakan mengatasi masalah belajar dengan mencocokkan atau mencari pasangan kartu yang berisikan pertanyaan dan jawaban. Merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa saling bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan menyenangkan. Siswa saling bekerjasama dan membantu menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama dapat memicu minat belajar siswa lebih aktif.
Guru membuat potongan kartu sesuai sejumlah siswa dan kartu dibagi menjadi dua berisi pertanyaan dan jawaban. Guru menjelaskan bagaimana penggunaan model pembelajaran Index Card Match dan menjelaskan sedikit materi pembelajaran. Kemudian membagikan kartu kepada siswa dengan masing-masing siswa mendapatkan satu kartu berisi soal dan jawaban. Guru lalu meminta siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang sesuai nomor yang tertera. Setelah menemukan pasangan, mintalah siswa duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian membacakan soal dengan suara keras, selanjutnya soal dijawab pasangannya. Kemudian diadakan evaluasi di akhir pertemuan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran ini, dengan memberikan pertanyaan yang tidak jauh beda dengan yang ada di dalam kartu.
Penggunaan metode ini memerlukan manajemen waktu tepat. Khususnya saat digunakan pada kelas dengan jumlah siswa banyak. Guru harus siap dengan soal bervariatif karena pembacaan soal dan jawaban jika jumlah siswa banyak akan memakan waktu lama. Disamping itu berpotensi mengakibatkan kebosanan pada siswa. Metode ini terkendala dilakukan jika jumlah siswa tidak genap ( Agus Suprijono : 2014 : 139)
Dengan metode ini siswa bergairah dan aktif dalam mengikuti skenario pembelajaran, mengamati hasil diskusi, bertanya maupun menjawab pertanyaan siswa lain. Metode ini cukup menarik untuk diterapkan. Selain ada unsur permainan, kebersamaan dan membangun keakraban, dapat digunakan mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru. (ump1/fth)
SMP Negeri 3 Bulu
