RADARSEMARANG.COM, Kimia merupakan mata pelajaran yang dianggap baru dan boleh dibilang susah bagi siswa SMA. Meskipun sebenarnya siswa sudah mendapatkan materi tersebut di tingkat SMP dalam mata pelajaran IPA terpadu. Sebagai upaya untuk meminimalisasi anggapan tersebut, guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengubah cara pandang siswa terhadap mata pelajaran kimia menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Salah satu cara yang digunakan guru agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan efektif yaitu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Salah satunya adalah metode praktikum.
Praktikum adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan kesempatan berlatih kepada siswa untuk meningkatkan keterampilan sebagai penerapan bahan/pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelum mencapai tujuan pembelajaran.
Metode praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakannya. Kegiatan ini berbentuk praktik dengan mempergunakan alat-alat tertentu. Dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai siswa.
Hasil belajarpun akan lebih memuaskan apabila siswa ada respons dari siswa. Thorndike (Arifin, 2009) menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila respons siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan perasaan senang dan memuaskan.
Tujuan praktikum di antaranya keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada keterampilan kognitif siswa dapat melatih diri agar teori dapat dimengerti, teori yang berlainan dapat diintegrasikan serta dapat menerapkan teori pada kenyataan nyata. Keterampilan afektif bertujuan agar siswa dapat belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, kerja sama, menghargai dan mengomunikasikan informasi mengenai bidangnya.
Keterampilan psikomotorik bertujuan menyiapkan alat-alat, memasang serta memakai instrumen tertentu. Siswa juga dapat belajar lebih senang dan tertarik karena situasi belajar yang lebih santai, memiliki keingintahuan yang tinggi, lebih terampil dan kreatif. Berlatih menghargai dan lebih menerima pendapat antarteman, menambah kepercayaan diri serta dapat meningkatkan keterampilan berfikir.
Menurut Hegarty-Hazel seperti dikutip Lazarowitz & Tamir (1994) praktikum adalah suatu bentuk kerja yang bertempat dalam lingkungan yang disesuaikan dengan tujuan agar siswa terlibat dalam pengalaman belajar yang terencana dan berinteraksi dengan peralatan untuk mengobservasi serta memahami fenomena. Siswa dapat melakukan percobaan secara sederhana sesuai konsep yang diajarkan melalui petunjuk yang ada dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang tersedia di laboratorium. Alasan pentingnya mengadakan praktikum adalah pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar. Kedua, mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, menunjang materi pelajaran. Dalam hal ini pembelajaran praktikum memberi kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan membuktikan teori serta memberikan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Dengan praktikum siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah. Sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum membuktikan kebenarannya.
Siswa lebih aktif berfikir dan berbuat. Hal itu sangat dikehendaki oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. Siswa dalam melaksanakan proses praktikum disamping memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan. Melalui praktikum siswa SMAN 1 Candiroto lebih termotivasi untuk meningkatkan keterampilan berfikir dalam mata pelajaran kimia dengan belajar yang menyenangkan sehingga menambah kepercayaan diri. (mj/lis)
Guru SMAN 1 Candiroto, Kabupaten Temanggung
