RADARSEMARANG.COM, Salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan pada pendidikan sekolah menengah pertama adalah ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran dengan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya.
Menurut Slameto (2013), faktor- faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja. Yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstren adalah faktor yang ada di luar individu. Keberhasilan proses kegiatan belajar dan pembelajaran, selain dipengaruhi oleh faktor guru juga dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat mengindikasikan ketertarikan siswa tersebut terhadap pembelajaran itu atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pembelajaran tersebut. Inilah yang sering dikenal dengan istilah minat, pengertian minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997:370).
Minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah, dengan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, karena siswa berpikir kalau IPS itu pelajaran menghafal, dan kurang menarik. Ini juga terjadi kelas 7B SMP Negeri 1 Bawang. Pada awal-awal pembelajaran mereka sudah tidak terlihat antusias bahkan terkesan cuek, karena mereka jenuh dengan menghafal. Oleh karena itu saya mengambil sebuah tindakan, harus bisa menciptakan suatu pembelajaran IPS yang menarik bagi siswa kelas 7. Berkaitan dengan materi, minat belajar siswa harus ditingkatkan supaya tujuan pembelajaran tercapai. Minat belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajatnya keaktifan belajar siswa (Mursell, 1995:27).
Pada pembelajaran IPS kelas 7B SMP Negeri 1 Bawang, materi Keanekaragaman Flora, di pertemuan sebelumnya saya menyampaikan kepada siswa tentang materi selanjutnya yaitu tentang hutan mangrove. Tidak banyak yang saya sampaikan, saya hanya menjelaskan sedikit sekilas tentang hutan mangrove /bakau. Kemudian saya menugaskan siswa untuk membuat video pendek tentang hutan bakau beserta ilutrasinya secara berkelompok, dan video tersebut dipresentasikan di depan kelas pada pertemuan berikutnya.
Pada pertemuan berikutnya, siswa maju ke depan kelas secara berkelompok dengan menayangkan video mereka beserta ilustrasinya tentang hutan mangrove. Kemudian kelompok lain memberikan sanggahan baik berupa sanjungan, kritik, ataupun saran dalam pembuatan video tersebut. Setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menayangkan video mereka, dan siswa siswi terlihat lebih antusias dengan pembelajaran IPS. Terlihat dari wajah – wajah semangat dan ceria mereka, dan yang pastinya tujuan pembelajaran tercapai. Mereka atau siswa sangat memahami materi hutan mangrove atau hutan bakau, terbukti dengan pertanyaan-pertanyaan yang saya berikan, hampir 85% siswa bisa menjawab dengan benar.
Adapun deskripsi kualitas produk media pembelajaran berbasis feature video dengan pokok bahasan ekosistem hutan mangrove pada materi keanekaragaman flora di Indonesia adalah kejelasan gambar video, kejelasan ukuran huruf baik, pemilihan komposisi warna baik, kejelasan dalam menyampaikan materi oleh siswa yang mempresentasikan video mereka tentang hutan mangrove.
Penggunaan media pembelajaran berupa feature video tentang hutan mangrove atau bakau pada materi keanekaragaman flora di Indonesia, pada kelas 7B SMP N 1 Bawang terbukti bisa meningkatkan minat belajar siswa, keterlibatan siswa yang saling bekerjasama dan berdiskusi. Terbukti siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dengan benar tentang materi hutan mangrove atau bakau dan itu hampir 85% siswa bisa menjawab dengan benar. (bat2/ton)
Guru SMP Negeri 1 Bawang, Kabupaten Batang