RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN merupakan interaksi antara konsep mengajar guru dan konsep belajar siswa untuk membentuk generasi muda yang lebih baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran menuntut guru menerapkan model pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran yang mengacu pada standar proses pendidikan harus mampu memfasilitasi pengembangan potensi siswa. Maka diperlukan proses pembelajaran yang mengarah pada penekanan aktivitas belajar ke arah siswa sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
Pembelajaran yang menuntut keterlibatan siswa ini sesuai dengan Kurikulum 2013 revisi yang menekankan pada peran aktif siswa dan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran (Kurniasih dan Sani, 2014). Sanjaya (2006) menyatakan proses pembelajaran bahasa Indonesia seharusnya bukan hanya memberikan informasi dan hafalan. Tetapi juga melihat proses untuk memperoleh pengetahuan yang bermakna sehingga siswa dapat mengetahui dan menggali konsep yang dimiliki dan memadukannya dengan pengetahuan baru yang didapat. Proses penerapan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama agar terjadi proses belajar yang bermakna, sehingga guru dapat mendorong siswa terlibat dalam pembelajran secara aktif.
Pengetahuan siswa dapat bertahan lama dalam ingatan apabila siswa terlibat aktif untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Indra yang bekerja tidak hanya pendengar tapi juga indra penglihatan untuk melihat dan mencari kajian literasi dan indra peraba untuk meraba buku literasi dan menulis pengetahuannya. Sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan. Berdasarkan hasil wawancara 10 siswa diperoleh 9 siswa cenderung malas membaca bentuk soal cerita sehingga hasil penilaian harian diperoleh nilai yang rendah.
Oleh karena itu, solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model inkuiri sehingga siswa dapat belajar menemukan konsep pengetahuannya sendiri.
Penemuan konsep pengetahuan yang dilakukan sendiri dapat membuat pengetahuan siswa dapat bertahan lebih lama. Inkuiri dapat melibatkan siswa secara aktif dan guru sebagai fasilisator dan sebagai motivator untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini terlihat dalam kegiatan pembelajaran di kelas ketika guru menggunakan metode inkuiri hasilnya lebih bagus daripada metode konvensional.
Pengamatan sintaks model pembelajaran inkuiri dilakukan oleh 5 observer. Observer melakukan pengamatan pada sintaks inkuirí yaitu menampilkan permasalahan, menjelaskan permasalahan dengan mendorong siswa untuk merumuskan permasalahan, membimbing siswa menyusun hipótesis, merumuskan kesimpulan atau penjelasan atas penyelesaian dari permasalahan yang sudah dirumuskan, guru membimbing siswa untuk menyusun kesimpulan.
Peningkatan hasil belajar ranah pengetahuan ini meningkat karena siswa terlibat langsung dalam menemukan pengetahuan. Sehingga pengetahuan siswa dapat bertahan lama dan memperoleh keterampilan dari menemukan permasalahan sampai menyusun penyelesaian atas permasalahan yang sudah disajikan. Keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan membuat siswa terlatih untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Keterampilan tersebut dapat membuat peningkatan hasil belajar karena soal berbentuk cerita untuk menemukan jawaban atas permasalahan.
Model pembelajaran inkuiri menuntun siswa untuk terlibat aktif. Siswa harus membaca literasi baik fiksi maupun nonfiksi. Hal ini dilakukan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang telah dihadapi. Pembiasaan proses pembelajaran inkuiri dan melatih keterampilan merumuskan permasalahan sampai pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah sehingga dapat meningkatan minat baca siswa karena adanya proses siswa secara langsung terhadap kegiatan belajar. (igi1/lis)
Guru Bahasa Indonesia MTs Miftahul Huda Jleper, Kec. Mijen, Kabupaten Demak