RADARSEMARANG.COM, Tak terasa sudah dua tahun Covid-19 melanda negeri ini. Pandemi sudah membaik yang ditandai dengan berkurangnya jumlah penderita Covid. Pemerintah memberlakukan kebijakan pada dunia pendidikan dengan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT).
Pada pembelajaran tatap muka terbatas diharapkan materi pelajaran bisa terserap secara maksimal sehingga target kurikulum bisa terpenuhi. Upaya tersebut bisa dilakukan dengan merancang dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, tidak hanya sekadar mengingat dan menghafal tapi memahami materi secara mendalam.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne dan Briggs (1979), pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajr siswa yang bersifat internal. Pendapat lain dari Briggs, pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi belajar sedemikian rupa. Sehingga si belajar itu memperoleh kemerdekaan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.
SMP Negeri 5 Pemalang yang terletak di Jalan Raya Paduraksa Pemalang dengan luas lahan 2 hektare memiliki hutan mini dan kebun mini di lahan kebelakang sekolah. Hutan mini tersebut memiliki luas 15 x 67 meter dan kebun mini 24 x 25 meter. Tumbuh – tumbuhan yang ada di halaman sekolah beraneka ragam dari aneka bunga sampai tumbuhan besar dan berkayu seperti mangga, palem, matoa dan sebagainya. Tumbuh – tumbuhan yang berada di hutan mini meliputi tumbuhan berkayu antara lain lamtorogung, sukun, angsana, barsiah, mangga, kelengkeng, belimbing, jambu dan matoa. Adapun tanaman yang ada di kebun meliputi kacang panjang, terong, lompong dan jagung. Berbagai jenis tumbuhan yang ada dihutan mini dan kebun mini yang ada dilingkungan sekolah sangat mendukung untuk pembelajaran luar kelas.
Pada pembelajaran di kelas 7 SMP Negeri 5 Pemalang Kabupaten Pemalang kompetensi dasar 3.7. Menganalisis interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya serta dinamika populasi akibat interaksi tersebut. Khususnya pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Peserta didik diajak keluar kelas untuk berjalan-jalan di sekitar sekolah untuk mengamati interaksi antara makhluk hidup meliputi hewan dan tumbuhan dengan lingkungan sekolah. Peserta didik mengamati aneka ragam tumbuhan yang ada dihutan mini dan dikebun mini. Begitu suburnya tumbuh-tumbuhan tersebut yang ditandai dengan lebatnya pohon-pohon tersebut. Demikian juga tumbuhan kacang panjang yang ada di kebun mini juga tumbuh subur. Dengan bimbingan pendidik mereka diarahkan untuk berpikir adakah hubungan antara tumbuhan sebagai komponen biotik dengan lingkungan sekitar sebagai komponen abiotik. Apakah hubungan tersebut mempengaruhi kesuburan dari tumbuh – tumbuhan tersebut?
Setelah melakukan pengamatan maka langkah berikutnya dilakukan analisis terhadap beberapa tumbuhan (komponen biotik) dan lingkungan sekitar yang meliputi tanah, air, udara (komponen abiotik). Dengan bimbingan pendidik maka disimpulkan bahwa kesuburan tanaman dihutan mini dan kebun mini khususnya dan pada tumbuhan di tempat lain pada umumnya. Karena hubungan/keterlibatan/interaksi tumbuhan tersebut dengan lingkungan abiotiknya berupa tanah yang subur, air yang cukup dan udara yang mendukung sangat berperan pada kesuburan tanaman tersebut. Hasil pengamatan dan analisa serta kesimpulan sama dicatat di lembar kertas sebagai bahan presentasi di kelas. Pembelajaran luar kelas dilingkungan SMP Negeri 5 Pemalang yang meliputi area hutan mini, kebun mini dan lingkungan sekolah bisa meningkatkan hasil belajar siswa kelas 7 pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. (ump2/ton)
Guru SMP Negeri 5 Pemalang